Jika dirinci berdasarkan subsektornya, kenaikan tertinggi terjadi pada subektor hortikultura, dimana NTP hortikultura (NTPH) naik sebesar 13,44 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 14,60 persen lebih tinggi dari peningkatan Ib sebesar 1,02 persen.
"Jadi indeks yang diterima petani kenaikannya lebih besar dari yang dibayar oleh petani. Yang diterima petani naiknya 14,60 persen, sedangkan yang dibayar petani hanya meningkat 1,02 persen," katanya. Ada pun komoditas yang berpengaruh terhadap indeks harga yang diterima petani berasal dari komoditas cabai rawit dan bawang merah.
Sementara itu, penurunan terbesar terjadi pada subsektor Tanaman angan (NTPP). NTPP turun sebesar 1,20 persen, di mana penurunan terjadi karena It turun sebesar 0,26 persen, sedangkan Ib mengalami kenaikan sebesar 0,95 persen.
Sedangkan komoditas yang dominan mempengaruhi indeks harga yang diterima petani adalah jagung dan kacang tanah.
Baca juga: Nilai Tukar Petani Juni 2022 naik 0,52 persen
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPS: Harga gabah kering panen naik 1,72 persen pada Juni 2022
BPS: Harga gabah kering panen capai Rp4.538/kg pada Juni 2022
Jumat, 1 Juli 2022 14:35 WIB