Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan lebat dan cuaca ekstrem yang masih tinggi di sejumlah wilayah Indonesia sepanjang bulan April ini.
Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani di konfirmasi di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa periode tersebut masih berada dalam rentang musim siklon tropis di belahan selatan yang berlangsung dari November hingga April ini.
Secara klimatologis, kondisi itu turut berkontribusi terhadap peningkatan curah hujan, terutama di wilayah timur dan selatan Indonesia.
"Jadi selama sepekan ke depan, wilayah Indonesia berpotensi dipengaruhi oleh aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) yang diprediksi aktif di Samudera Hindia barat Sumatera, Papua Selatan, dan Laut Arafura bagian selatan," kata Andri.
Ia menjelaskan, kombinasi MJO dengan gelombang atmosfer lainnya seperti gelombang Kelvin, gelombang Rossby Ekuator, dan gelombang Low Frequency diprediksi memengaruhi sebagian besar wilayah Indonesia bagian tengah hingga timur. Kombinasi fenomena tersebut meningkatkan aktivitas konvektif dan pembentukan pola sirkulasi siklonik.
BMKG juga memantau pertumbuhan dua bibit siklon tropis, yakni 96S dan 97S.
Dia menjelaskan bahwa Bibit Siklon Tropis 96S diperkirakan mengalami penguatan dalam 48 hingga 72 jam ke depan dengan kecepatan angin lebih dari 35 knot dan pergerakan ke arah barat hingga barat daya menjauhi wilayah Indonesia.
"Potensinya untuk berkembang menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada pada kategori sedang hingga tinggi," kata Andri.
Sementara itu, ia menambahkan bahwa Bibit Siklon Tropis 97S terpantau stasioner di sekitar Laut Arafura dengan potensi perkembangan menjadi siklon tropis dalam 24 hingga 72 jam ke depan masih berada dalam kategori rendah.
Selain bibit siklon, sirkulasi siklonik juga terpantau oleh BMKG sedang berada di perairan selatan Banten, Laut Natuna, dan Papua Selatan bagian selatan.