Jakarta (ANTARA) - Analis perilaku konsumen Megel Jekson memprediksi aksi boikot terhadap produk-produk yang terafiliasi dengan Israel akan semakin masif di Indonesia, seiring dengan adanya peningkatan agresi militer Israel terhadap warga sipil Palestina dalam sebulan terakhir.
Megel kepada wartawan di Jakarta, Selasa, mengatakan aksi boikot tersebut berpotensi semakin masif karena kemarahan umat Muslim Indonesia juga semakin membesar akibat agresi militer itu.
“Lihat saja, aktivitas boikot produk Israel dan produk-produk terafiliasi Israel di Indonesia akan semakin membesar. Umat Islam Indonesia yang marah akan menunjukkannya dengan semakin masif melakukan boikot. Boikot dianggap sebagai jalan jihad yang paling rasional dan paling mudah untuk dilakukan,” ujar dia.
Ia pun berpandangan semakin masifnya kampanye boikot di media sosial turut memperkuat kesadaran konsumen keterkaitan antara konsumsi harian dan konflik kemanusiaan di Palestina. Menurut dia, narasi yang dibangun dalam kampanye boikot berhasil memberikan landasan rasional serta tujuan jelas yang bisa diterima oleh publik.
“Muslim Indonesia yakin boikot produk bisa menghentikan aliran dana ke Israel dan pada akhirnya bisa menghentikan kebiadaban IsraHell. Jadi pilihan rasional selain berjihad langsung ke Palestina adalah boikot produk,” kata dia.
Lebih lanjut Megel juga menyoroti keberanian sejumlah elemen masyarakat sipil, termasuk organisasi intelektual Islam, dalam menyebut merek-merek yang dinilai memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Israel. Hal itu, kata dia, menjadi faktor penting dalam mengarahkan boikot secara tepat sasaran.
Diketahui beberapa organisasi seperti Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) telah merilis daftar produk yang patut diboikot.