Dari ratusan sekolah rusak itu, dua di antaranya roboh pada akhir tahun 2021 hingga awal 2022. Pada Kamis (16/9/2021) atap dua bangunan ruang kelas sekolah SDN Otista di Jalan Otista 78, Kecamatan Bogor Tengah ambruk dan sejumlah bagian bangunan lain di sekolah tampak telah rapuh.
Kemudian pada Senin (28/3) SDN Ciheulet 1 dan 2 di Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur terdapat dua kelas ambruk dua ruang kelas lain di sampingnya rusak berat.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Said Muhammad Mohan menambahkan, selain banyak sekolah rusak dan jumlah kebutuhan SD dan SMP negeri yang belum tercukupi, sebaran sekolah yang ada pun belum merata.
Mohan yang merupakan anggota panitia khusus (Pansus) RPJMD tahun 2022 Kota Bogor menilai pembangunan sekolah tingkat dasar dan menengah pertama baru akan membantu memberi lebih dekat anak-anak bersekolah.
"Kan sebaran sekolahnya kurang banyak, kita minta tambahan sekolah baru. Di RPJMD (yang berjalan) itu satu unit, pasti yang di Kayumanis. Nah kita tidak sepakat, waktu itu ketua pansusnya menyatakan bahwa ini tidak bisa (perlu ditambah),” kata Mohan.
Mohan menerangkan bahwa Bappeda Kota Bogor sudah sepakat terkait penambahan jumlah unit sekolah baru.