“Saya ingat sekali waktu itu, sebelas tahun yang lalu, pertama kali saya dibawa sama Happy melihat pertunjukan ‘Inggit’ di Bandung. Waktu itu Happy bercerita dengan sangat berapi-api tentang ‘Inggit’ ini dan juga mimpinya ingin membawa ‘Inggit’ ke pentas besar,” kata Renitasari.
Musikal monolog “Inggit Garnasih” yang dipentaskan pada 19-21 Mei 2022 menjadi produksi teater ke-53 yang dihadirkan Titimangsa. Happy menegaskan produksi ke-53 ini menandakan kesetiaan dan kesungguhannya dalam memproduseri seni pertunjukan.
Walau monolog “Inggit Garnasih” telah dipentaskan berulangkali, serta selalu menggunakan sumber adaptasi yang sama yaitu roman “Kuantar ke Gerbang” karya Ramadhan K.H., Happy percaya gairah dalam bentuk seni pertunjukan akan selalu berbeda.
“Saya melihat pertunjukan-pertunjukan di luar negeri, seperti ‘The Sound of Music, ‘Hamlet’, atau apapun, bisa berulang-ulang kali dan tetap melihat ada geliat. Saya memberanikan diri dengan teman-teman, ‘Kenapa tidak?’” kata Happy.
Musikal monolog “Inggit Garnasih” telah direncanakan pentas pada 2020, namun tertunda akibat pandemi. Salah satu kekuatan pentas ini, kata Happy, hampir 50 persen pembeli tiket sejak 2020 enggan menukarkan kembali uangnya walau pentas ditunda bahkan nyaris dibatalkan.
Meski kuota penonton masih dibatasi 75 persen dari total kapasitas gedung, momen pentas “Inggit Garnasih” memberikan kegairahan untuk seni pertunjukan yang selama dua tahun terakhir banyak diadaptasi ke dalam bentuk rekaman daring dan dibagikan secara gratis.