Jakarta (ANTARA) - Di panggung pentas, Happy Salma membawakan kembali sosok Inggit Garnasih. Ketika lampu panggung mulai nyala, tokoh yang diperankannya itu tampak duduk dengan sahaja di sebuah kursi. Ia berkebaya, bersanggul, dan berselop. Di atasnya, cahaya lampu gantung berpijar temaram.
Sosok Inggit menggenggam kain rajut merah dan mulai menuturkan kisah perpisahannya dengan Kusno–nama kecil Soekarno–membuka lembar demi lembar perjalanan dan kenangan yang ia lalui bersama Soekarno selama 20 tahun pernikahan.
Kini Happy tak hanya bermonolog dalam artian konvensional. Selama pentas, ia beberapa kali bersenandung, diiringi gubahan musik dari komposer Dian HP dan konduktor Avip Priatna.
Di atas panggung, Happy juga tak sendirian. Tiga tokoh pendukung yang menjadi saksi hidup rumah tangga Inggit-Soekarno turut hadir. Ialah Ratna Djuami (diperankan oleh Jessica Januar), Kartika atau Omi (diperankan oleh Desak Putu Pandara Btari Patavika), serta Ibu Amsi–ibu kandung Inggit (diperankan oleh Ati Sriati).
Ketiga tokoh pendukung, yang sangat dekat dengan Inggit, bersenandung dengan melantunkan lirik-lirik yang bercerita. Tak ketinggalan paduan suara yang merdu pun menggelora memenuhi sudut-sudut ruang teater.