Cirebon (ANTARA) - Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, menerapkan tiga strategi utama mitigasi bencana sebagai langkah antisipatif menghadapi peningkatan frekuensi bencana dalam beberapa bulan terakhir.
Wali Kota Cirebon Effendi Edo di Cirebon, Jumat, mengatakan strategi pertama yang diterapkan adalah penguatan literasi kebencanaan melalui edukasi dan simulasi di sekolah, puskesmas, dan rumah ibadah.
Menurut dia, hal ini sangat penting agar masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja di Kota Cirebon memahami potensi serta risiko kebencanaan di sekitarnya.
Strategi kedua, kata Edo, yakni peningkatan sistem deteksi dini dan respons cepat melalui penguatan posko siaga bencana di tiap kecamatan.
“Strategi ketiga adalah pembangunan budaya gotong royong sebagai bentuk ketangguhan sosial masyarakat,” katanya.
Edo menyebutkan tiga aspek tadi mesti diselaraskan dengan program mitigasi yang ada di Kota Cirebon, sehingga setiap peristiwa bencana dapat ditangani dengan baik.
Di sisi struktural, kata dia, pemerintah daerah sudah bekerja sama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung untuk melakukan normalisasi sungai dan saluran drainase di titik rawan, seperti muara Sungai Cipadu dan Sungai Cikalong.