"Kami rasa (pementasan) ini sangat kontekstual dengan hal-hal yang sedang terjadi hari ini. Ada banyak hal yang bisa kita petik dari tokoh seperti Gombloh," tutur Yulia.
Mengenai dunia tanpa prostitusi, Joind memandang cita-cita tersebut tampak absurd tetapi Gombloh tetap mencoba walau akhirnya hanya berhasil menghilangkan prostitusi sekitar 5 persen dari 100 persen.
Menurut Joind, uang yang dihasilkan Gombloh dari melakukan konser banyak digunakan untuk membantu keuangan pelacur di Surabaya. Tindakan tersebut sangat mengharukan dan menyentuh, katanya.
"Kita jarang sekali, lho, ketemu musisi yang punya pengorbanan seperti itu, dengan jelas mengatakan bahwa cita-citanya ingin membuat prostitusi itu nggak ada," ujar Joind.
Sementara itu sebagai seniman pantomim, Wanggi mengaku "Panggil Aku Gombloh" menjadi pementasan teater pertamanya untuk kembali mengeluarkan vokal sejak sekitar lima belas tahun terakhir. Oleh sebab itu, olah vokal menjadi salah satu tantangan yang ia hadapi selama berlatih.
Dalam memerankan sosok Gombloh, tantangan lain yang dihadapi Wanggi termasuk menyelaraskan visi sutradara dan asisten sutradara agar menciptakan adegan yang mumpuni. Ia mengatakan dirinya mencoba untuk merawat ingatan mengenai sosok Gombloh mulai dari latar belakang hidup hingga pemikirannya.
Episode ketiga "Di Tepi Sejarah" hadirkan kisah penyanyi Gombloh
Kamis, 28 April 2022 9:52 WIB