Cikarang, Bekasi (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berencana membentuk delapan desa tanggap bencana (Destana) baru pada 2021 sebagai antisipasi terjadinya bencana alam di wilayah itu.
"Tahun ini akan ditambah delapan lagi desa tanggap bencana dengan harapan mampu meminimalisir dampak bencana," kata Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Kabupaten Bekasi Muhammad Said di Cikarang, Jumat.
Dia mengatakan sejak 2017 hingga tahun lalu, Kabupaten Bekasi baru membentuk 14 desa dan kelurahan tanggap bencana. Tahun ini BPBD setempat mendapat alokasi anggaran untuk pembentukan delapan Destana baru.
Said mengatakan saat ini proses pembentukan Destana sudah dimulai dengan melakukan sosialisasi kepada desa dan kelurahan yang menjadi wilayah tujuan pembentukan. Antara lain Kelurahan Bahagia di Kecamatan Babelan, Desa Kertahayu Kecamatan Setu, Desa Telaga Murni Kecamatan Cikarang Barat, dan Desa Sumbersari Kecamatan Pebayuran.
Kemudian Desa Bojongmangu Kecamatan Bojongmangu, Desa Tambun Kecamatan Tambun Selatan, Desa Simpangan Kecamatan Cikarang Utara, dan terakhir Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan.
"Delapan calon Destana yang mengikuti sosialisasi diberikan pembekalan dan pembinaan mengenai tahapan-tahapan yang harus dilakukan dalam pembentukan lembaganya dan setelah itu akan dipilih sebagai Destana secara resmi di Kabupaten Bekasi," ucapnya.
Said menyebut kriteria pemilihan Destana berdasarkan kondisi kerentanan bencana yang ada di wilayahnya. Delapan desa itu masuk katagori rawan bencana.
Di Kabupaten Bekasi, kata dia, secara umum jumlah kecamatan terdampak bencana khususnya banjir mengalami kenaikan dari 20 kecamatan pada tahun lalu menjadi 21 kecamatan tahun ini.
"Dari total 23 kecamatan, 21 di antaranya terdampak banjir tahun ini dengan total genangan 157 titik," katanya.
Said juga menyebut selain bencana banjir, musibah tanah longsor dan angin puting beliung turut mengalami kenaikan intensitas.
Dia berharap dibentuknya Destana baru di delapan wilayahnya nanti mampu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat saat menghadapi bencana.
"Warga dituntut mampu mandiri dalam menghadapi bencana saat datang, meminimalisir potensi kerugian sebagai dampak bencana, serta meningkatkan kesadaran mereka untuk menjaga alam agar tidak menyebabkan bencana termasuk tidak membuang sampah sembarangan," kata dia.
Baca juga: BPBD Bekasi optimalkan relawan desa antisipasi bencana hidrometeorologi
Baca juga: BPBD Kabupaten Bekasi tetapkan empat desa tangguh bencana
Baca juga: Pemkab Bekasi bentuk desa tangguh bencana untuk kurangi risiko bencana