Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat mengantisipasi adanya penambahan kasus COVID-19 di satu kampung, Kecamatan Bungbulang dengan memperketat batasan kegiatan warga, sedang mereka yang positif tetap bertahan di ruang isolasi sampai dinyatakan negatif.
"Belum ada laporan kasus baru, tapi kita terus waspada karena memungkinkan yang ringan ini (pasien positif) menjadi berat," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman di Garut, Senin.
Ia menuturkan laporan terakhir kasus wabah COVID-19 di Kampung Banjarsari, Desa Hegarmanah, Kecamatan Bungbulang masih tercatat sebanyak 37 orang, dua orang masih dirawat di rumah sakit karena gejala berat dan 35 orang gejala ringan dirawat di balai desa.
Petugas dari Satgas COVID-19 Garut, kata Helmi, telah disiagakan untuk memberikan pelayanan medis dan menjaga agar mereka yang positif tetap bertahan di tempat isolasi sampai dinyatakan sembuh.
"Di kantor desa masih 35, dan laporannya 35 yang gejalanya sedang dan berat tidak boleh ada yang pulang," katanya.
Ia menyampaikan upaya lain untuk mengantisipasi penyebaran wabah COVID-19 yaitu dengan memeriksa kondisi kesehatan warga lain yang pernah kontak fisik dengan pasien positif.
Selain itu, lanjut dia, warga luar kampung tidak boleh masuk ke kampung yang sudah terpapar wabah COVID-19, begitu juga warga di kampung tersebut tidak boleh keluar kampung jika tidak ada keperluan mendesak.
"Yang dari luar tidak boleh masuk ke kampung tapi dari kampung tersebut masih boleh keluar dengan persyaratan diperiksa antigen kalau negatif dia bisa keluar, tapi itu juga terbatas untuk hal penting," katanya.
Sebelumnya kasus COVID-19 ditemukan sebanyak 24 orang pada Selasa (18/5) di satu kampung, kemudian bertambah menjadi 37 orang hingga harus menjalani isolasi di rumah sakit bagi yang kondisinya berat dan yang ringan sedang di balai desa.
Garut antisipasi penambahan kasus COVID-19 dengan pengetatan kegiatan warga
Senin, 24 Mei 2021 22:11 WIB