Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung Ema Sumarna menyebut kini wilayahnya berada pada situasi darurat terkait penanganan COVID-19 karena jumlah kasus serta kapasitas ruang isolasi yang mengkhawatirkan.
"Kita sudah masuk situasi cukup darurat bahwa Kota Bandung sudah harus konsentrasi, upaya penanganan harus maksimal lagi," kata Ema di Bandung, Jawa Barat, Kamis.
Dia menyatakan bahwa kini angka kasus terkonfirmasi COVID-19 secara kumulatif sudah sebanyak 3.039 orang.
Ditambah lagi, kata dia, tempat tidur isolasi COVID-19 sudah terisi sebanyak 90 persen lebih.
Ditambah lagi, kata dia, tempat tidur isolasi COVID-19 sudah terisi sebanyak 90 persen lebih.
"Positifnya sudah di angka 484 yang positif aktif, walaupun ada yang bergejala dan tidak bergejala. Kami sudah khawatir," kata Ema.
Ia mengemukakan bahwa peningkatan kasus COVID-19 per harinya akhir-akhir ini cukup signifikan, mulai dari bertambah sekitar 50 orang hingga 90 orang yang terkonfirmasi COVID-19.
Untuk itu, ia meminta seluruh jajarannya agar mengevaluasi relaksasi yang telah diberikan terhadap sejumlah sektor. Meskipun sejauh ini memang belum ada klaster baru di lokasi yang mendapat pelonggaran.
"Bahkan bisa saja kalau meningkat kita usulkan ke wali kota untuk mengurangi jam operasionalnya. Atau yang melanggar cabut lagi izin kegiatannya," katanya.
Selain itu, ia juga terus meminta masyarakat agar memahami dan menerapkan protokol kesehatan, sekalipun di lingkungan keluarga atau perumahan setempat.
"Di rumah pun kalau perlu bermasker dan jaga jarak. Begitu datang dari luar, segera mandi dulu dan jangan langsung bersentuhan dengan keluarga, ganti baju dulu," demikian Ema Sumarna.
Baca juga: Kota Bandung kaji pembukaan sekolah tatap muka
Baca juga: Selama November 2020 terjadi lonjakan pasien COVID-19 di RSHS Bandung
Baca juga: 103 kasus kematian COVID-19 di Kota Bandung mayoritas ada penyakit penyerta
Baca juga: Kota Bandung kaji pembukaan sekolah tatap muka
Baca juga: Selama November 2020 terjadi lonjakan pasien COVID-19 di RSHS Bandung
Baca juga: 103 kasus kematian COVID-19 di Kota Bandung mayoritas ada penyakit penyerta