Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu diperkirakan terkoreksi seiring memanasnya hubungan Amerika Serikat dan China.
Pada pukul 09.33 WIB, rupiah melemah 69 poin atau 0,47 persen menjadi Rp14.834 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.765 per dolar AS.
"Sell off di bursa saham AS semalam terutama di Nasdaq dan masih memanasnya konflik AS dan China berpotensi menjadi sentimen negatif untuk risk asset termasuk rupiah hari ini," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu.
Bursa saham AS pada perdagangan semalam bergerak negatif. Setelah sehari sebelumnya libur, indeks Dow Jones ditutup turun 2,25 persen, S&P500 melemah 2,78 persen, dan penurunan terbesar dialami Nasdaq yaitu minus 4,11 persen.
Menurut Ariston, pelaku pasar mungkin mengikuti arus pagi ini dengan keluar dari aset berisiko setelah penurunan dalam Nasdaq semalam.
"Sementara kekhawatiran pasar meninggi dengan China mulai meng-counter tuduhan AS dan menyebabkan konflik makin memanas," ujar Ariston.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bakal bergerak melemah di kisaran Rp14.650 per dolar AS hingga Rp14.850 per dolar AS.
Pada Selasa (7/9/2020) lalu, rupiah ditutup melemah 25 poin atau 0,17 persen menjadi Rp14.765 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.740 per dolar AS.
Baca juga: Kurs rupiah ditutup melemah dipengaruhi meningkatnya tensi AS-China
Baca juga: Kurs rupiah diprediksi tertekan seiring memanasnya hubungan AS-China
Baca juga: Rupiah Selasa pagi menguat 5 poin menjadi Rp14.735 per dolar AS