Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa diprediksi tertekan seiring memanasnya hubungan Amerika Serikat dan China.
Pada pukul 9.29 WIB, rupiah masih melemah 40 poin atau 0,27 persen menjadi Rp14.780 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.740 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures di Jakarta, Selasa, mengatakan, pagi ini terlihat dolar masih menguat terhadap nilai tukar regional.
"Ini dipicu oleh kekhawatiran terhadap memanasnya hubungan AS dan China karena rencana pemerintah AS yang akan memblokir perdagangan dengan perusahaan semikonduktor terbesar China," ujar Ariston.
Selain itu, lanjut Ariston, indikasi pemulihan ekonomi AS sendiri juga membantu penguatan dolar AS.
"Data-data indeks aktivitas manufaktur dan tenaga kerja AS yang dirilis lebih bagus dari proyeksi di pekan lalu," katanya.
Ariston memperkirakan hari ini rupiah bergerak di kisaran Rp14.650 per dolar AS hingga Rp14.850 per dolar AS.
Pada Senin (7/9) lalu, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.740 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.750 per dolar AS.
Baca juga: Rupiah Selasa pagi menguat 5 poin menjadi Rp14.735 per dolar AS
Baca juga: Kurs rupiah ditutup menguat seiring meningkatnya cadangan devisa
Baca juga: Kurs rupiah rawan terkoreksi dipengaruhi menurunnya angka pengangguran AS
Kurs rupiah diprediksi tertekan seiring memanasnya hubungan AS-China
Selasa, 8 September 2020 9:41 WIB