Kabupaten Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung, Jawa Barat, memanfaatkan lahan sawah kurang produktif seluas sekitar 200 hektare di Kecamatan Arjasari untuk ditanami padi gogo dengan bibit varietas unggul.
Bupati Bandung Dadang Supriatna menjelaskan program penanaman padi gogo terintegrasi ini merupakan bentuk komitmen Pemkab Bandung dalam rangka mendukung program ketahanan pangan.
Baca juga: Bupati Bandung minta semua pihak bersatu kembali setelah Pilkada
“Setiap hektare lahan ditargetkan mampu menghasilkan setidaknya 10 ton padi gogo dari awalnya hanya 4 ton per hektare dan kami optimistis program padi gogo terintegrasi ini mampu panen selama empat kali dalam setahun,” kata Dadang di Bandung, Jumat.
Melalui program penanaman padi gogo tersebut, Dadang berharap Kabupaten Bandung menjadi salah satu daerah yang berkontribusi dalam mencapai target ketahanan pangan nasional sekaligus menjadi daerah swasembada beras.
Terlebih, kata dia, Kabupaten Bandung memiliki sumber daya alam atau lahan pertanian yang luas serta subur dan memiliki lebih dari 200 ribu hektare lahan pertanian yang tersebar di berbagai kecamatan.
"Kabupaten Bandung siap mengawal dan mendukung program ketahanan pangan nasional yang digagas Pak Prabowo," kata dia.
Dia menyebutkan gerakan penanaman padi gogo terintegrasi ini merupakan bagian dari upaya revitalisasi lahan tidak produktif menjadi lahan produktif.
Selain di Kecamatan Arjasari, program penanaman padi gogo juga akan dilaksanakan di beberapa kecamatan lain di Kabupaten Bandung dengan memanfaatkan lahan tidak produktif dengan total lahan yang akan direvitalisasi mencapai ratusan hektare.
"Sebelumnya kami telah uji coba di Pameungpeuk dan berhasil. Yang sebelumnya lahan kering dan tidak produktif, kami kembangkan dan olah seluas 15 hektare dengan menanam padi gogo. Hasilnya per hektare 10 ton lebih," katanya.