Berlin (ANTARA) - Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Rabu (8/1) mengkritik Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas ancamannya untuk mengambil alih Greenland dan Kanada.
"Perbatasan tidak boleh diubah dengan kekerasan. Prinsip ini berlaku dan menjadi landasan tatanan perdamaian kita," kata Scholz dalam pernyataan resminya.
Trump sebelumnya menyatakan minatnya terhadap Pulau Greenland di Arktik, yang merupakan wilayah Denmark. Dalam konferensi pers baru-baru ini di kediamannya di Mar-a-Lago, Trump tidak menutup kemungkinan menggunakan kekuatan militer untuk menguasai Terusan Panama atau Greenland.
Presiden Amerika mendatang dan akan dilantik pada 20 Januari tersebut juga menyatakan kemungkinan menggunakan tekanan ekonomi terhadap Kanada agar menjadi salah satu negara bagian AS.
Pada Senin (6/1), Trump kembali memicu kontroversi melalui platform media sosial Truth Social.
Dia menyatakan bahwa "Greenland adalah tempat yang luar biasa, dan masyarakatnya akan mendapatkan manfaat yang sangat besar jika, dan ketika, Greenland menjadi bagian dari negara kami. Kami akan melindunginya, dan menghargainya, dari dunia luar yang sangat kejam. BUAT GREENLAND HEBAT LAGI!" (MAKE GREENLAND GREAT AGAIN!")
Sebelumnya pada Selasa, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen kembali menegaskan sikap tegas negaranya terkait otonomi Greenland, menyusul seruan Trump untuk mengambil alih wilayah Arktik tersebut.