Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo dan Kanselir Jerman Angela Merkel meresmikan secara virtual pembukaan Hannover Messe 2021 Digital Edition, di mana peresmian oleh kedua pemimpin ini menandakan dimulainya pameran terbesar dunia untuk teknologi industri, yang telah berjalan selama lebih dari 72 tahun.
“Alhamdulillah, baru saja kita menyaksikan secara langsung Bapak Presiden Joko Widodo dan Kanselir Jerman, Angela Merkel meresmikan pembukaan Hannover Messe 2021 Digital Edition. Artinya, gelaran bergengsi skala internasional ini merupakan event yang sangat penting dan luar biasa,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa.
Menperin menjelaskan, terpilihnya Indonesia menjadi official partner country atau negara mitra resmi pada Hannover Messe 2021 Digital Edition merupakan kebanggaan dan momentum yang berharga. Sebab, Indonesia sebagai negara pertama di ASEAN yang mendapat kesempatan menjadi partner country Hannover Messe.
“Ini adalah sebuah penghargaan yang sangat luar biasa karena kita diberikan kepercayaan, yang patut kita banggakan. Karena banyak negara kompetitor yang juga menginginkan bisa menjadi partner country pada Hannover Messe,” jelasnya.
Agus menambahkan, dengan menjadi partner country, Indonesia menunjukkan sudah selangkah lebih maju dibandingkan negara kompetitornya.
“Selain itu, Indonesia juga akan menjadi special display pada ajang Hannover Messe 2022 dan menjadi partner country atau negara mitra kembali pada tahun 2023 yang akan dilaksankan dengan pameran fisik apabila pandemi berakhir,” imbuhnya.
Pelaksanaan Hannover Messe tahun ini diselenggarakan sepenuhnya secara digital pada 12-16 April 2021. Format baru digital tersebut menyesuaikan dengan kondisi saat ini sebagai dampak pandemi Covid-19.
“Dalam masa pandemi yang mengubah gaya hidup, cara berinteraksi, hingga aktivitas ekonomi masyarakat, keikutsertaan Indonesia dalam Hannover Messe 2021 kali ini diselenggarakan secara digital sehingga dapat memberikan keleluasaan,” katanya.
Hannover Messe 2021: Digital Edition diikuti oleh 1.800 eksibitor yang menampilkan 7.000 produk. Selain itu, akan diselenggarakan 1.700 trade shows dan 700 siaran langsung oleh para eksibitor yang menghadirkan 1.150 pembicara.
Tahun ini, Indonesia akan menampilkan sebanyak 156 eksibitor, yang dikelompokkan ke dalam enam topik, antara lain automation, motion, and drives, yang terdiri dari 15 eksibitor, digital ecosystems sebanyak 56 eksibitor, energy solutions 13 eksibitor, engineered parts & solutions 20 eksibitor, new work sebanyak 38 eksibitor, serta global business & markets terdiri dari 15 eksibitor.
Dari jumlah tersebut, kontribusi eksibitor terbesar berasal dari perusahaan besar sebanyak 65 perusahaan, perusahaan start-up sebanyak 63 perusahaan, BUMN 14 perusahaan, serta delapan kawasan industri, dan empat kementerian/lembaga, serta dua asosiasi industri.
“Di antara 156 eksibitor, 93 di antaranya merupakan pendaftar baru dan 63 eksibitor mendaftarkan diri mengikuti Hannover Messe 2020. Artinya, antusias para pelaku industri kita sangat besar pada event ini,” papar Menperin.
Dalam rangkaian agenda Hannover Messe 2021 Digital Edition, pemerintah telah memfasilitasi beberapa kerja sama di sektor industri, baik itu dalam kerangka Government to Government (G to G) maupun Business to Business (B to B).
“Hannover Messe 2021 ini diharapkan dapat meningkatkan investasi, kerja sama industri, dan kesepakatan bisnis,” ungkap Agus.
Menperin optimistis, sektor industri akan berkembang makin pesat di masa mendatang. Seperti disampaikan Presiden, ekonomi digital dan industri 4.0 di Indonesia merupakan yang tercepat di Asia Tenggara. Ekosistem startup Tanah Air juga berada dalam lima besar dunia. Sehingga, Kemenperin terus mendorong agar para startup dapat terus berdaya saing.
“Di Hannover Messe 2021, perusahaan-perusahaan startup memiliki peluang besar untuk mendapatkan kesepakatan-kesepakatan bisnis. Kami yakin, startup yang kami bawa akan bisa berjaya di ajang ini,” katanya.
Pelaksanaan Hannover Messe 2021 secara digital juga memberikan keuntungan bagi Indonesia.
“Kehadiran Indonesia sebagai official partner country secara digital akan berlangsung selama setahun, sehingga kita bisa memaksimalkannya untuk mempromosikan kemampuan teknologi industri di tanah air,” ujarnya.