Kota Bandung (ANTARA) - Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung telah memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan menangani 350 peristiwa kebakaran sepanjang tahun 2024.
Kabid Pencegahan Diskar PB Kota Bandung Kurniawan Yusuf menyebut penyebab utama kebakaran masih didominasi oleh kelalaian masyarakat dalam penggunaan listrik dan gas.
Baca juga: Pemkot Bandung kirim sampah ke Garut
“Kasus kebakaran sepanjang tahun ini menurun dibandingkan tahun 2023 yang sebanyak 352 kasus. Sebagian besar kebakaran terjadi di kawasan permukiman. Faktor utama adalah cara penggunaan gas dan listrik yang tidak aman,” kata Kurniawan di Bandung, Kamis.
Meskipun angka kebakaran menurun, Diskar PB masih menemui kendala dalam penanganan insiden. Salah satunya adalah informasi yang terlambat diterima sehingga petugas sering kali tiba di lokasi saat api sudah membesar.
“Hal ini tentu menyulitkan proses pemadaman. Oleh karena itu, edukasi dan sosialisasi terus kami lakukan agar masyarakat lebih peduli terhadap pencegahan kebakaran,” ujarnya.
Kurniawan mengungkapkan sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan kesiapan masyarakat, Diskar PB telah membentuk relawan kebakaran di 55 kelurahan yang dilatih untuk memberikan edukasi dan melakukan penanganan awal kebakaran.
Selain itu, hingga 2024 Diskar PB telah memasang lebih dari 300 instalasi pompa portabel di berbagai wilayah untuk mendukung respons cepat warga terhadap kebakaran.
“Instalasi pompa portabel ini terbukti sangat membantu. Masyarakat bisa memadamkan api lebih cepat sebelum meluas. Ke depan, kami akan terus membina lebih banyak kelurahan dan memperluas pembentukan relawan,” kata dia.
Kurniawan mengatakan, Diskar PB terus berkomitmen untuk terus menekan angka kebakaran di Kota Bandung melalui pendekatan edukasi, pembentukan relawan, dan peningkatan infrastruktur pemadam kebakaran.