Jakarta (ANTARA) - Analis Bank Woori Saudara Rully Nova mengatakan, nilai tukar (kurs) rupiah pada Kamis bergerak anomali di tengah mayoritas pelaku pasar risk off menghindari aset-aset berisiko.
“Kurs rupiah hari ini anomali di tengah mayoritas pelaku pasar risk off menghindari aset-aset berisiko dan pasar saham yang masih volatile seiring dengan saling balas tarif antara AS dan China,” ujarnya kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, pelaku pasar menghindari aset berisiko, termasuk dolar AS yang mengalami tren penurunan hingga indeks dolar AS menjadi di bawah 100. Karena itu, investor mengalihkan investasi pada safe haven, yen dan swiss franc dengan kenaikan nyaris sebesar penurunan indeks dollar, yang sebesar 8 persen.
Kendati kurs mata uang Indonesia bergerak anomali, membaiknya harga obligasi negara yang didominasi investor domestik memberikan stabilitas pasar obligasi dan nilai tukar rupiah.