Indramayu (ANTARA) - Kepolisian Resor Indramayu, Jawa Barat, Rabu, menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan satu keluarga yang menewaskan lima orang dan jenazah korban ditemukan terkubur di Kelurahan Paoman, Indramayu.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Indramayu Ajun Komisaris Polisi Muchammad Arwin Bachar mengatakan pada rekonstruksi ini, tersangka P dan R memeragakan sekitar 90 adegan saat keduanya menghabisi nyawa lima korbannya.
"Rekonstruksi hari ini dilakukan untuk mengetahui secara detail peristiwa pembunuhan tersebut. Ada 90 adegan yang diperagakan tersangka," ujarnya.
Ia menuturkan adegan tersebut menggambarkan seluruh proses kejadian, mulai perencanaan, aksi pembunuhan hingga para tersangka meninggalkan tempat kejadian perkara.
Dalam kasus pembunuhan ini, terdapat lima korban yang seluruh merupakan satu keluarga. Para tersangka melakukan aksinya secara berurutan, hingga mengubur seluruh korban di belakang rumah.
"Jenazah korban dikubur secara berjajar dan sebagian bertumpuk di lokasi yang sama. Kami mengundang Kejaksaan Negeri Indramayu untuk menyamakan persepsi terkait kasus ini," ujarnya.
Dalam rekonstruksi tersebut, terungkap salah satu adegan memilukan ketika salah satu korban yang berusia masih di bawah umur sempat menangis sebelum dibunuh tersangka P.
"Korban anak sempat diberi susu terlebih dahulu untuk ditenangkan, kemudian dibunuh di kamar mandi," kata Arwin.
Ia menambahkan kedua tersangka dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup atau maksimal pidana mati.
Arwin menambahkan seluruh proses penyidikan diselesaikan secara profesional dan transparan agar kasus pembunuhan ini dapat segera disidangkan.
"Untuk fakta masih sama, seperti hasil pemeriksaan kami (dalam kasus ini). Belum ditemukan fakta-fakta baru," tambahnya.
Pada awal September 2025, warga Kelurahan Paoman, Indramayu, Jawa Barat, dikejutkan dengan penemuan lima jenazah diduga korban pembunuhan yang terkubur dalam satu liang.
Identitas lima korban, yakni Sachroni (76), Budi Awaludin (40), Euis Juwita Sari (37), Ratu Khairunnisa (7), dan Bela (10 bulan).
Aparat kepolisian mengungkap motif pembunuhan satu keluarga ini dipicu rasa sakit hati akibat konflik sewa mobil antara pelaku dan korban.
