Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat pagi bergerak menguat di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia.
IHSG dibuka menguat 12,14 poin atau 0,14 persen ke posisi 8.652,34. Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 0,10 poin atau 0,01 persen ke posisi 853,84.
"Secara keseluruhan, kombinasi sentimen domestik dan global memberikan peluang bagi IHSG, bergerak positif pada akhir pekan ini," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Jumat.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan data cadangan devisa dan uang primer (M0) periode November 2025 dari Bank Indonesia (BI), sebagai indikator penting ketahanan likuiditas dan stabilitas eksternal jelang akhir tahun.
Sentimen jangka menengah turut diperkuat oleh proyeksi optimistis JP Morgan, yang memperkirakan IHSG berpotensi mencapai level 10.000 pada 2026.
Prospek ini didukung oleh ekspektasi peningkatan belanja pemerintah melalui fiskal dan Danantara, perbaikan konsumsi domestik, pelonggaran suku bunga BI hingga 50 basis poin (bps), serta potensi meningkatnya arus dana institusi ke pasar saham Indonesia.
Dari mancanegara, pelaku pasar mencermati laporan PHK dari Challenger yang menunjukkan pemangkasan tenaga kerja Amerika Serikat (AS) hampir menyentuh 1 juta sepanjang 2025, serta data ADP yang melemah yang menandakan pasar tenaga kerja mulai melunak.
Kondisi itu membuat peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed sebesar 25 bps pada 10 Desember 2025 melonjak menjadi 87 persen.
Pelaku pasar saat ini menantikan rilis data belanja, pendapatan konsumen, dan inflasi PCE Oktober yang diprediksi naik ke 2,8 persen year on year (yoy) dan tetap menjadi perhatian utama The Fed.
Pada perdagangan Kamis (04/12) kemarin, bursa saham Eropa ditutup kompak menguat, diantaranya Euro Stoxx 50 menguat 0,41 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,19 persen, indeks DAX Jerman menguat 0,79 persen, serta indeks CAC Prancis menguat 0,43 persen.
