Cianjur (ANTARA) - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, memastikan perbaikan dan pembangunan ruang kelas rusak berat akibat bencana alam dapat berjalan di akhir tahun 2025 dan awal tahun 2026 salah satunya SDN Padangsari di Kecamatan Cibeber.
Kepala Bidang Sekolah Dasar Disdikpora Kabupaten Cianjur Arifin di Cianjur Kamis, mengatakan anggaran perbaikan dan pembangunan sekolah rusak berat di Cianjur sudah di masukan dalam anggaran di akhir tahun 2025, sehingga pembangunan dapat dilakukan awal tahun depan.
"Untuk SDN Padangsari di Desa Kanoman, Kecamatan Cibeber, sudah dilakukan perbaikan sebanyak tiga ruang kelas dari APBD 2025 dan 3 ruang kelas lainnya akan menggunakan anggaran dari Kementerian PUPR tahun 2026," katanya.
Pemerintah Kabupaten Cianjur ungkap dia, menargetkan perbaikan 1.250 sekolah rusak pada tahun 2028, termasuk anggaran untuk perbaikan 100 ruang kelas di tahun 2025, sehingga pihaknya meminta sekolah bersabar menunggu perbaikan yang dilakukan secara bertahap.
"Kami berharap anggaran yang tersedia dapat mencukupi perbaikan seluruh sekolah yang rusak di Cianjur, namun skala prioritas dilakukan untuk sekolah yang rusak akibat bencana alam dan ambruk dimakan usia," katanya.
Sementara puluhan siswa dari kelas IV,V, dan VI di SDN Padangsari terpaksa menjalani proses belajar mengajar di lapangan selama satu tahun terakhir karena langit-langit di tiga ruang kelas terancam ambruk, bahkan kerusakan semakin parah setelah gempa tahun 2022.
Pihak sekolah terpaksa melakukan proses belajar mengajar di lapangan beralaskan tikar karena tenda darurat yang selama satu tahun terakhir digunakan sudah lapuk dan rusak, namun hal tersebut tidak menyurutkan minat siswa untuk sekolah.
"Kami sudah melapor ke dinas terkait langit-langit di tiga ruang kelas yang rusak dan terancam ambruk, namun hingga saat ini belum dilakukan perbaikan, selama satu tahun terakhir siswa terpaksa belajar di lapangan beralaskan tikar," kata Kepala Sekolah SDN Padangsari Adah Nurhayati.
Dia menjelaskan dari dua ruangan yang masih layak digunakan saat dipakai untuk proses belajar mengajar siswa kelas I dan II, sedangkan kelas III mengikuti pembelajaran di ruangan guru dan kepala sekolah.
"Sudah pasti tidak maksimal para siswa menangkap pelajaran karena harus duduk di tikar lama, sehingga banyak yang mengeluh sakit pinggang dan kepanasan, harapan kami segera mendapat bantuan pembangunan agar siswa dapat menjalani proses belajar mengajar dengan nyaman di kelas," katanya.
