Bandung (ANTARA) - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan dirinya sangat mengapresiasi sikap kritis para mahasiswa, termasuk terhadap berbagai isu, baik dari sisi pembangunan, pemerintahan, hingga politik.
Menurut Dedi, sikap kritis ataupun gagasan-gagasan yang mahasiswa suarakan dapat menghadirkan perubahan dan menjadi bahan evaluasi terhadap jalannya pemerintahan, baik bagi eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
"Hari ini bertemu dengan teman-teman mahasiswa Unpas, yang paling utama, saya mengapresiasi mahasiswa yang menyampaikan berbagai gagasan kritis bagi negara untuk melakukan evaluasi baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif," katanya dalam acara Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Pasundan (Unpas) Tahun Akademik 2025/2026 di Sabuga Bandung, Selasa.
Terutama, kata Dedi, kritis soal evaluasi tentang bagaimana negara efisien dalam melakukan pengelolaan keuangan dan berorientasi pada kemakmuran rakyat sehingga kebutuhan pokok dasar masyarakat terpenuhi.
"(Sehingga) saya juga mengajak mahasiswa, kalau negara tidak boleh koruptif, mahasiswa juga tidak boleh koruptif sama orang tuanya. Tidak boleh menilap uang semesteran, tidak boleh boros. Karena itu prasyarat untuk membangun civil society yang kuat, yaitu pemimpinnya kuat, rakyatnya juga harus kuat. Pemimpinnya jujur, rakyatnya juga jujur, generasi penerusnya juga harus jujur," ujarnya.
Di samping itu, dalam menghadapi persaingan global, Dedi mendorong perguruan tinggi dapat menyiapkan tenaga-tenaga terampil.
Ia mendorong link and match antara sistem pendidikan dan kebutuhan pasar lapangan kerja sehingga ilmu yang didapat di perguruan tinggi dapat diterapkan di kehidupan secara nyata.
