Ia pun menegaskan pentingnya kebiasaan memisahkan sampah organik, anorganik, dan B3. Sehingga kelompok daur ulang seperti Wiralodra lebih mudah mengambil bahan sesuai kebutuhan.
Di internal perusahaan, langkah itu sudah dijalankan. Pihaknya menyediakan tiga jenis tempat sampah di setiap unit kerja maupun rumah pekerja.
Fasilitas tersebut dipakai pula sebagai sarana sosialisasi, agar pemilahan sampah menjadi budaya sehari-hari dan menular ke masyarakat.
Dari sisi pemerintah daerah, Bupati Indramayu Lucky Hakim mengatakan pihaknya sudah menyiapkan strategi pengelolaan sampah.
Pertama adalah penerapan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Kedua pengembangan teknologi Refuse Derived Fuel (RDF).
Pemkab Indramayu berupaya menggabungkan pemanfaatan teknologi, dengan edukasi masyarakat agar tercipta pola pengelolaan limbah yang lebih berkelanjutan.
Kebijakan tersebut mendukung agenda strategis pemerintah pusat, dalam pengendalian polusi dan pengurangan volume sampah.
Upaya ini menjadi ikhtiar menjaga kualitas hidup masyarakat, sekaligus memastikan kelestarian lingkungan tetap terjaga untuk generasi mendatang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kiat kelompok Wiralodra menautkan sampah dalam rupa istimewa
