Sebagian dari mereka, kata Sespri, pernah belajar merakit hingga mendalami desain grafis yang diwujudkan dalam bentuk produk nyata.
Dari papan plastik hasil daur ulang, lahirlah beragam karya bernilai. Beberapa barang yang diproduksi pun sudah memadukan limbah plastik dan kayu industri.
Produk-produk tersebut dipasarkan dengan harga bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah, sesuai ukuran dan tingkat kerumitan.
Setiap karya yang dihasilkan dapat mengurangi produksi sampah harian. Misalnya satu produk furnitur dapat menyerap hingga 20 kilogram plastik.
Pertamina ikut ambil bagian dalam mendukung ruang kreatif ini seperti penyediaan peralatan, fasilitas workshop, hingga pemesanan produk sehingga roda produksi tetap berjalan.
Ikhtiar
Masalah sampah masih pelik. Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) pada 2024, timbulan sampah di Jawa Barat mencapai 6,1 juta ton per tahun.
Di Indramayu tren serupa terlihat. Dinas LH setempat mencatat terjadi kenaikan timbunan sampah sekitar 4 ribu ton (1,01 persen) pada 2022-2023. Sedangkan yang bisa ditangani hanya 6 ribu ton (2,68 persen).
Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI RU VI Balongan Mohamad Zulkifli mengatakan melalui mitra binan Wiralodra, pihaknya berupaya membantu mengolah plastik yang sulit terurai, agar tidak menambah tumpukan di TPA.
Setiap bulan, kelompok ini mampu menangani hingga 1,6 ton sampah non-B3. Mereka bisa memperoleh penghasilan tambahan sekitar Rp1 juta per bulan dari kegiatan tersebut.
Menurutnya tantangan masih ada, karena kesadaran masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah masih rendah dan membuat proses pengolahan lebih sulit dilakukan.
