Masyarakat mengira bank sampah sama dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang kotor, bau dan mencemari lingkungan. Padahal keduanya jelas berbeda.

Pernah pula terjadi sabotase serta perusakan kecil pada lokasi pendirian bank sampah yang membuat suasana menegang, tapi tak sampai terjadi adu jotos.
Pada titik ini perjalanannya terasa seperti lingkaran. Mamat pernah ikut aksi menuntut kenaikan upah, tetapi di momen tersebut dia didemo warga ketika mendirikan bank sampah.
Dia kali ini tidak melawan dengan teriakan, justru memilih jalan sabar. Dari rumah ke rumah, Mamat menjelaskan langsung kepada warga tentang apa itu bank sampah.
Perlahan, pemahaman pun datang. Hanya butuh sebulan hingga gejolak protes itu mereda.
“Sebenarnya warga hanya perlu diedukasi tentang fungsi bank sampah. Jadi ketika ada yang kontra saya maklumi,” ungkapnya.
Berbekal pengalamannya dalam organisasi buruh, Mamat perlahan mengorganisir warga untuk peduli pada sampah rumah tangga.
