Untuk lingkungan
Pada sebuah lahan berukuran 24x7 meter persegi di Desa Balongan, Indramayu, kini berdiri sebuah pusat pengolahan sampah milik kelompok Wiralodra.
Meski menjadi lokasi pengolahan sampah, namun kondisinya tertata cukup apik dan tidak ada limbah anorganik yang berserakan.
Mamat mengajak ANTARA berkeliling, sembari menunjukkan proses pembuatan bahan baku plakat dengan metode pencetakan.
Langkah pertama selalu dimulai dengan memilah, karena tidak semua plastik bisa diolah.
Hanya plastik jenis Polyethylene Terephthalate (PET) dan High Density Polyethylene (HDPE), yang dipilih karena karakteristiknya cocok untuk dilelehkan.
Untuk mencari bahan, terkadang mereka melakukan barter dengan pengepul menggunakan tutup botol. Pertamina pun sering menyuplai limbah plastik sekitar satu kuintal tiap tiga bulan.
Sortasi warna pun perlu dilakukan agar hasil cetakan tidak bercampur kusam. Benda-benda itu kemudian dibersihkan dari sisa kotoran, lalu digiring ke mesin pencacah. Dari sana keluar serpihan-serpihan kecil seukuran kerikil.
Tahap pelelehan menjadi inti pekerjaan. Cacahan plastik dimasukkan ke cetakan logam, lalu dipanaskan hingga suhunya sekitar 200 derajat Celcius. Api berasal dari kompor minyak jelantah, sehingga prosesnya minim limbah.
Suhu panas membuat serpihan plastik meleleh perlahan, kemudian menutup seluruh ruang cetakan. Sekitar 40 menit prosesnya bisa dirampungkan.
Plastik panas yang baru terbentuk langsung dimasukkan ke dalam air. Bunyi desis dan kepulan uap jadi tanda pendinginan berlangsung cepat.
