Bandung (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar) mengungkapkan angka inflasi di Jabar pada Juli 2025 di mana secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 2,03 persen dan bulanan (month to month/mtm) 0,3 persen masih "on the track" (pada jalurnya).
"Dengan inflasi ini artinya masih on the track. Inflasi ini juga terjadi di hampir semua daerah Indonesia, jadi kondisinya menurut saya masih oke," kata Plt Kepala BPS Jawa Barat Darwis Sitorus di Bandung, Jumat.
Inflasi mtm terbesar sendiri terjadi di Kota Cirebon sebesar 0,53 persen, disusul Kota Bandung 0,50 persen, Kabupaten Majalengka 0,49 persen, Kabupaten Bandung 0,37 persen, dan Kota Depok 0,35 persen.
Sementara inflasi yoy tertinggi terjadi di Kota Sukabumi sebesar 3,63 persen, disusul Kota Bogor 2,57 persen, Kabupaten Majalengka 2,55 persen, Kota Cirebon 2,53 persen, dan Kota Depok 2,45 persen.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi tahunan pada Juli 2025, yang utama adalah emas perhiasan sebesar 0,50 persen, kemudian kopi bubuk sebesar 0,16 persen, bawang merah sebesar 0,16 persen, tomat sebesar 0,14 persen, minyak goreng sebesar 0,11 persen, dan beras sebesar 0,09 persen.
Kemudian sigaret kretek mesin (SKM), bahan bakar rumah tangga 0,05 persen; sigaret kretek tangan (SKT), akademi/perguruan tinggi, upah asisten rumah tangga, sigaret putih mesin (SPM), nasi dengan lauk, santan jadi, dan sewa rumah masing-masing 0,04 persen, tarif minum air pam, telur ayam ras, dan kontrak rumah masing-masing 0,03 persen.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain: daging ayam ras sebesar 0,18 persen, daun bawang sebesar 0,05 persen, kentang sebesar 0,04 persen, bensin sebesar 0,03 persen; pisang, jeruk, bawang putih, dan buah naga masing-masing 0,03 persen.
Lalu tarif kereta api, sabun cair/cuci piring, cabai merah, telepon seluler, jagung manis, wortel, ampela hati ayam, sabun detergen bubuk, dan alpukat masing-masing sebesar 0,01 persen.
Sementara komoditas yang memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m, antara lain: bahan bakar rumah tangga sebesar 0,05 persen, bawang merah dan beras masing-masing sebesar 0,04 persen; telur ayam ras, bensin, dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,03 persen.
Lalu tomat sebesar 0,02 persen; sekolah dasar, jengkol, sekolah menengah atas, upah asisten rumah tangga, sekolah menengah pertama, bayam, taman kanak-kanak, dan daun bawang masing-masing sebesar 0,01 persen.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m pada Juli 2025, antara lain: jeruk sebesar 0,02 persen, ketimun, ikan tongkol, bawang putih, cabai merah, buncis, dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,01 persen.
