Cirebon (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menggencarkan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting sebagai upaya memenuhi target nasional prevalensi stunting sebesar 18,8 persen pada 2025.
Wakil Bupati Cirebon Agus Kurniawan Budiman di Cirebon, Kamis, mengatakan penurunan stunting menjadi bagian penting dari indikator kesehatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
Oleh karena itu, kata dia, semua pihak dan instansi di daerah harus berkolaborasi untuk mendorong percepatan penurunan angka stunting.
"Stunting bukan hanya masalah sektor kesehatan. Ini tanggung jawab bersama lintas sektor, termasuk perangkat daerah, dunia usaha, perguruan tinggi, dan masyarakat," katanya.
Ia menyampaikan pihaknya telah mengadakan rapat koordinasi lintas sektor, yang menekankan pentingnya pelaksanaan aksi konvergensi secara masif dan terstruktur di Kabupaten Cirebon yang menyasar hingga tingkat desa serta kelurahan.
Agus mengatakan sejumlah langkah konkret untuk merealisasikan aksi konvergensi itu adalah dengan memperkuat peran tim penurunan stunting hingga ke tingkat desa, mengoptimalkan pendampingan oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK), serta meningkatkan intervensi terhadap keluarga berisiko stunting.
“Upaya lain yakni menggiatkan program gerakan orang tua asuh anak stunting, memperluas layanan program keluarga berencana, dan memperbaiki sistem rujukan pelayanan kesehatan bagi masyarakat tidak mampu,” katanya.
Selain itu, kata dia, pemerintah daerah menyalurkan makanan tambahan sebagai dukungan gizi kepada anak-anak dan ibu dalam kelompok sasaran.
Dia menuturkan berdasarkan data, angka stunting di Kabupaten Cirebon sempat menurun dari 26,5 persen pada 2021 menjadi 18,6 persen pada 2022, namun kembali naik menjadi 22,9 persen pada 2023.
"Fluktuasi angka ini menunjukkan bahwa kami perlu kerja keras dan keberlanjutan program agar tren penurunan bisa stabil, bahkan harus mencapai 14,2 persen pada 2029 sesuai target nasional," ujarnya.
Sementara itu Kepala DPPKBP3A Cirebon Eni Suhaeni menambahkan bahwa pihaknya turut mendukung penurunan stunting melalui lima program prioritas seperti gerakan orang tua asuh (Genting), taman asuh sayang anak (Tamasya), dan aplikasi digital Keluarga Indonesia.
Ia menegaskan upaya penurunan stunting merupakan agenda prioritas yang harus dijalankan secara konsisten, serta kolaboratif demi mencetak generasi masa depan yang sehat dan unggul.
“Melalui aksi konvergensi, kita ingin memperkuat koordinasi, merancang intervensi yang tepat, serta mengalokasikan sumber daya secara optimal dan berkelanjutan,” kata Eni.
