Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menyasar desa rentan pangan untuk pelaksanaan program gerakan pangan murah (GPM), sebagai upaya pengendalian inflasi dan stabilisasi harga kebutuhan pokok.
Kepala DKPP Kabupaten Cirebon Erus Rusmana di Cirebon, Kamis, mengatakan pelaksanaan program GPM ini bertujuan untuk menjangkau masyarakat di desa rentan pangan, agar mereka bisa membeli bahan pokok dengan harga lebih murah dibandingkan nilai pasar.
Ia menjelaskan ada sejumlah indikator untuk mengidentifikasi sebuah desa dikategorikan rentan pangan, yakni dilihat dari tingkat pendapatan dan perekonomian warga yang rendah, serta cakupan lahan pertanian tidak begitu luas.
Hingga Oktober 2024, kata dia, program GPM di desa rentan pangan sudah dilakukan sebanyak 17 kali yang menyediakan bahan pangan berkualitas seperti beras, daging, telur, minyak goreng dan sayuran.
“Kami telah melaksanakan GPM sebanyak 17 kali di wilayah yang membutuhkan. Kami menyediakan komoditas penting dengan harga yang lebih murah dari pasar,” katanya.
Erus menuturkan pada program ini DKPP turut menggandeng berbagai lembaga seperti Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, Bulog dan sejumlah penyedia komoditas untuk terlibat dalam upaya pengendalian harga pangan.
“Saat ini kegiatan GPM sudah dilaksanakan di Desa Cipinang, Kecamatan Beber, Cirebon. Daerah ini termasuk desa rentan pangan, meskipun kondisi ekonominya cenderung stabil,” katanya.
Sementara itu Penjabat (Pj) Bupati Cirebon Wahyu Mijaya menyebutkan bahwa program GPM, dapat meringankan beban masyarakat untuk membeli kebutuhan pokok yang lebih terjangkau.
Dalam program ini, lanjut dia, pemerintah daerah selalu melibatkan petani lokal agar mereka bisa langsung mendistribusikan hasil panennya untuk dijual kepada masyarakat.
“Mudah-mudahan ini bisa membantu masyarakat, sehingga harga kebutuhan pokok lebih terjangkau dan membantu menekan laju inflasi di Cirebon,” tuturnya.
Ia menambahkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi tahunan (year on year/yoy) di Cirebon mencapai 0,83 persen pada September 2024, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,54.
“Meski inflasi tahunan terjadi, pada September 2024 secara bulanan (month to month/mtm), Cirebon mengalami deflasi sebesar 0,15 persen. Sementara inflasi kumulatif sepanjang tahun 2024 hingga September tercatat sebesar 0,42 persen,” ucap dia.