Pengamat mengingatkan bahwa Maruli akan memimpin banyak perwira yang merupakan seniornya di Akmil, sehingga harus menjaga harmoni. Dengan usianya yang tergolong muda, hadirnya strategi-strategi baru dan inovasi aplikatif khas generasi yang lahir pada era 1970-an. Masa dinas aktif Maruli yang masih panjang hingga 2028 diharapkan tetap memperhatikan regenerasi.
Tantangan mengelola regenerasi juga menjadi sorotan Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas.
Maruli punya cukup waktu untuk memimpin TNI AD serta punya peluang sebagai pengganti Agus Subiyanto pada 2025. Tantangannya, tentu saja bagaimana pengelolaan pembinaan karier prajurit bagi para seniornya, yakni angkatan 1989–1991 yang masih cukup banyak.
Potensi terjadinya "bottleneck" karier menjadi membesar jika tidak disikapi dengan perencanaan dan kebijakan yang baik.
Di luar itu, pekerjaan rumah utama yang perlu diselesaikan Maruli antara lain meningkatkan kesiapan prajurit dan alutsista menghadapi berbagai tantangan ke depan.
Di tengah situasi geopolitik yang tidak menentu, peningkatan kesiapan TNI AD menjadi sangat penting. Kecakapan dan pengalaman Maruli akan diuji dalam menyelesaikan pekerjaan rumah ini.
Terkait semua tantangan dan PR itu, Maruli telah menunjukkan kepemimpinannya pada jabatan-jabatan sebelumnya, dimana dia tidak hanya memimpin organisasi, tetapi juga membuat gebrakan. Publik berharap, TNI AD menjadi lebih profesional, modern, dan semakin tangguh.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sederet PR menanti “Bapak Air” Jenderal Maruli Simanjuntak