Di bawah kepemimpinan Maruli sebagai Pangdam, Kodam IX/Udayana membangun lebih dari 100 pompa hidrolik di daerah Bali dan Nusa Tenggara.
Program itu kemudian berlanjut saat dia menjabat sebagai Pangkostrad. Maruli melaporkan persoalan air bersih kepada Dudung, yang saat itu menjabat sebagai Kasad. Akhirnya, inisiatif Maruli itu menjadi program prioritas TNI AD, yang kemudian disebut "TNI AD Manunggal Air".
TNI AD sejauh ini telah membangun 825 titik air yang terdiri atas 489 titik pompa hidram, 289 titik sumur bor, dan 47 titik gravitasi air. Titik-titik air itu juga sudah diakses oleh 191.857 KK atau 562.602 jiwa yang tersebar dari Aceh sampai Merauke, juga menjadi sumber irigasi sawah dan perkebunan seluas 21.983 hektare.
"Bapak Air" itu, pada 20 November 2023 mendapat penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai "Insan Indonesia yang membantu Pengadaan Air Bersih Terbanyak Kepada Masyarakat secara Berkelanjutan".
Bagi Maruli, pencapaian itu bukan hanya karena dirinya, melainkan berkat kerja keras para prajurit, termasuk para bintara pembina desa (babinsa).
Dia juga menegaskan bahwa yang hebat itu sebenarnya prajurit di wilayah, karena mereka yang turun bertemu masyarakat, melakukan pemetaan di wilayah tugasnya, dan meneruskan permintaan para babinsa dari masyarakat kepada pemimpin.
Pekerjaan rumah
Dari ragam pencapaian dan prestasi yang ditorehkan Maruli, sederet PR menanti dirinya sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
Netralitas TNI pada masa tahun politik tentu menjadi tantangan utama yang harus dijawab oleh Maruli.