Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengunjungi calon lokasi Sekolah Rakyat di Wisma Atlet Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Kamis.
Menurut Mensos di gedung berkapasitas 184 orang dengan 44 kamar tersebut, Sekolah Rakyat akan mendukung cita-cita anak bangsa karena sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang baru dan representatif untuk dijadikan asrama sekaligus ruang belajar bagi para siswa.
"Kita harus berjuang bersama-sama untuk anak-anak kita. Ini kesempatan yang baik dari Presiden. Jangan pernah putus asa dari rahmat Tuhan. Anak-anak ini harus tumbuh menjadi anak-anak tangguh yang kelak berkontribusi dalam Indonesia Emas 2045," ujar Gus Ipul, sapaan Mensos Saifullah Yusuf.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul berdialog dengan orang tua calon siswa dan siswa Sekolah Rakyat. Suasana dialog berlangsung hangat, penuh semangat, dan haru, yang menggambarkan harapan besar masyarakat terhadap kehadiran Sekolah Rakyat.
Salah satu calon siswa, Panca Jaelana (13 tahun), membacakan Pancasila dengan percaya diri dan menyampaikan cita-citanya menjadi pemain sepak bola profesional. Ayah dari Panca, Tatang, seorang pekerja harian dengan penghasilan Rp75.000 per hari, mengungkapkan harapan besarnya atas kehadiran Sekolah Rakyat.
"Saya ingin anak saya sejajar dengan orang lain," ucap Tatang.
Harapan Tatang tersebut direspons Gus Ipul. Ia menegaskan semua pihak harus bergandengan tangan menyukseskan Sekolah Rakyat.
Orang tua siswa yang lain, Laila Sari, ibu dari Kanji Hidayat (13 tahun) asal Marga Asih, juga menuturkan harapannya.
“Anak saya ingin jadi pemain bola, dan sekolah sepak bola itu mahal, tetapi semua ditentukan oleh ketekunan anak. Terima kasih atas kehadiran Sekolah Rakyat ini," ujar Laila.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial (DInsos) Kabupaten Bandung Supardian menyatakan alasan di balik pemilihan lokasi Sekolah Rakyat untuk sementara.
“Kami menyiasati waktu yang sempit. Wisma Atlet yang paling siap dan layak karena semua kebutuhan dasar pembelajaran bisa dipenuhi di sini,” tuturnya.
Keunggulan lokasi ini tidak hanya dari sisi infrastruktur, karena Wisma Atlet berada dalam kawasan olahraga yang dilengkapi dengan lapangan sepak bola, kolam renang, dan arena softball. Fasilitas ini akan dimanfaatkan sebagai bagian dari kegiatan pengembangan karakter dan kebugaran siswa Sekolah Rakyat.

Menanggapi potensi tumpang tindih penggunaan dengan kegiatan olah raga lain, Supardian memastikan hal tersebut telah diantisipasi. Penggunaan Wisma Atlet untuk Sekolah Rakyat tidak akan mengganggu agenda olahraga yang ada.
“Kalau ada event olahraga besar, atlet bisa ditempatkan di lokasi lain yang sudah kami siapkan. Bahkan siswa Sekolah Rakyat bisa berinteraksi dan bersosialisasi dengan masyarakat yang berolahraga di kawasan ini, terutama saat akhir pekan,” ujarnya.
Sebagai bagian dari rencana jangka panjang, lokasi permanen Sekolah Rakyat juga telah disiapkan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, dengan luas lahan 7,6 ditambah 5 hektare.
Saat ini pembangunan sekolah di lokasi tersebut sedang disiapkan oleh Kementerian Sosial dan Kementerian Pekerjaan Umum, dengan target selesai pada akhir tahun ajaran 2025.
“Lokasi ini jauh dari kebisingan, cocok untuk sistem asrama. Insyaallah akan menjadi tempat belajar yang kondusif untuk jenjang SD, SMP, dan SMA,” katanya.
Sekolah Rakyat di Desa Lebak Muncang nantinya dirancang untuk menampung hingga 1.000 siswa, lengkap dengan berbagai fasilitas pendidikan dan pengasuhan yang sesuai standar. Untuk jenjang SD, pendekatan khusus kepada orang tua sedang dilakukan mengingat anak usia dini perlu penyesuaian sebelum tinggal terpisah dari keluarga.
Dalam kesempatan tersebut Wakil Bupati Kabupaten Bandung Ali Syakieb juga menyampaikan apresiasi terhadap kehadiran Sekolah Rakyat:
"Sekolah Rakyat mampu mengubah cara pandang masyarakat. Ini bukan program jangka pendek, ini menyasar manusia dan masa depan mereka," tuturnya.
Sedangkan Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Herman Suryatman menegaskan Sekolah Rakyat adalah bentuk investasi spiritual jangka panjang.
“Sekolah Rakyat adalah alat menaikkan kapasitas generasi penerus. Ini bukan tugas kedinasan biasa, melainkan tugas spiritual. Hasilnya baru akan terlihat mulai sekarang sampai 20 tahun ke depan," paparnya.
Sekolah Rakyat di Kabupaten Bandung bukan hanya tentang pendidikan formal, melainkan ikhtiar kolektif negara, pemerintah daerah, dan masyarakat untuk menghadirkan masa depan yang lebih adil dan manusiawi bagi anak-anak Indonesia.
Baca juga: Mensos sebut 11 titik di Jabar siap selenggarakan Sekolah Rakyat tahun ini
Baca juga: Menko PM meninjau lokasi Sekolah Rakyat di Indramayu
Baca juga: Mensos pastikan renovasi gedung SLB A Pajajaran Bandung tak ganggu hak belajar siswa
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mensos: Sekolah Rakyat di Wisma Atlet Bandung dukung cita-cita bangsa