Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) di wilayah ini pada Oktober 2023 sebesar 111,74 atau naik 2,11 persen, bila dibandingkan September 2023 yang sebesar 109,43.
"Kenaikan NTP ini terjadi karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 2,24 persen, lebih besar dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayarkan Petani (Ib) yang sebesar 0,12 persen," kata Ketua Tim Statistik Distribusi BPS Provinsi Jawa Barat Dudung Supriyadi dalam keterangannya di Bandung, Rabu.
Baca juga: BPS: Inflasi tahunan Jabar pada Oktober sebesar 2,58 persen
Peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan (NTPP) sebesar 3,13 persen dari 110,85 pada September 2023, menjadi 114,32 pada Oktober 2023.
Kenaikan terjadi karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik 3,21 persen, lebih besar dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayarkan Petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen.
Komoditas yang mempengaruhi pertumbuhan positif It subsektor tanaman pangan adalah padi (naik 3,37 persen) dan palawija (naik 1,75 persen).
Sementara itu, penurunan NTP terjadi pada subsektor Peternakan yang turun 0,62 persen dari September 2023 adalah 103,87 menjadi 103,22 pada Oktober 2023.
"Bila dirinci per subkelompok, seluruh subkelompok mengalami penurunan," katanya. Untuk subkelompok Ternak Besar mengalami penurunan sebesar 0,19 persen, subkelompok Ternak Kecil turun sebesar 0,58 persen, subkelompok Unggas turun sebesar 0,06 persen, dan subkelompok Hasil Ternak/Unggas turun sebesar 0,66 persen.
Dari sisi pengeluaran petani, IB Konsumsi Rumah Tangga mengalami inflasi sebesar 0,19 persen, dan sementara IB Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal mengalami inflasi sebesar 0,57 persen.
Baca juga: Pj Gubernur yakin inflasi Jabar bertahan 3 persen hingga akhir tahun
Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) Jawa Barat pada Oktober 2023 mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,12 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena It tumbuh positif sebesar 2,24 persen, dan IB mengalami pertumbuhan positif sebesar yaitu 0,12 persen.
"Pada NTUP subsektor, bila dibandingkan bulan sebelumnya, yang mengalami kenaikan itu terjadi pada subsektor tanaman pangan (positif 3,15 persen), tanaman perkebunan rakyat (naik 0,38 persen), perikanan (positif 0,88 persen), hortikultura (positif 0,23 persen), Peternakan mengalami mengalami penurunan 0,80 persen jadi masih ditopang tanaman pangan yang naik dari 112,76 pada September, menjadi 116,32 pada Oktober," ucapnya.
"Kenaikan NTP ini terjadi karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 2,24 persen, lebih besar dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayarkan Petani (Ib) yang sebesar 0,12 persen," kata Ketua Tim Statistik Distribusi BPS Provinsi Jawa Barat Dudung Supriyadi dalam keterangannya di Bandung, Rabu.
Baca juga: BPS: Inflasi tahunan Jabar pada Oktober sebesar 2,58 persen
Peningkatan NTP tertinggi terjadi pada subsektor tanaman pangan (NTPP) sebesar 3,13 persen dari 110,85 pada September 2023, menjadi 114,32 pada Oktober 2023.
Kenaikan terjadi karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik 3,21 persen, lebih besar dari kenaikan Indeks Harga yang Dibayarkan Petani (Ib) yang mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen.
Komoditas yang mempengaruhi pertumbuhan positif It subsektor tanaman pangan adalah padi (naik 3,37 persen) dan palawija (naik 1,75 persen).
Sementara itu, penurunan NTP terjadi pada subsektor Peternakan yang turun 0,62 persen dari September 2023 adalah 103,87 menjadi 103,22 pada Oktober 2023.
"Bila dirinci per subkelompok, seluruh subkelompok mengalami penurunan," katanya. Untuk subkelompok Ternak Besar mengalami penurunan sebesar 0,19 persen, subkelompok Ternak Kecil turun sebesar 0,58 persen, subkelompok Unggas turun sebesar 0,06 persen, dan subkelompok Hasil Ternak/Unggas turun sebesar 0,66 persen.
Dari sisi pengeluaran petani, IB Konsumsi Rumah Tangga mengalami inflasi sebesar 0,19 persen, dan sementara IB Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal mengalami inflasi sebesar 0,57 persen.
Baca juga: Pj Gubernur yakin inflasi Jabar bertahan 3 persen hingga akhir tahun
Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) Jawa Barat pada Oktober 2023 mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,12 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. Hal ini terjadi karena It tumbuh positif sebesar 2,24 persen, dan IB mengalami pertumbuhan positif sebesar yaitu 0,12 persen.
"Pada NTUP subsektor, bila dibandingkan bulan sebelumnya, yang mengalami kenaikan itu terjadi pada subsektor tanaman pangan (positif 3,15 persen), tanaman perkebunan rakyat (naik 0,38 persen), perikanan (positif 0,88 persen), hortikultura (positif 0,23 persen), Peternakan mengalami mengalami penurunan 0,80 persen jadi masih ditopang tanaman pangan yang naik dari 112,76 pada September, menjadi 116,32 pada Oktober," ucapnya.