Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin menyatakan bahwa provinsi yang dipimpinnya tengah melakukan usaha untuk menjaga stok beras aman dalam menghadapi kekeringan akibat kemarau panjang.
"Itu dihadapi seluruh daerah dan negara. Dan setiap minggunya TPID (tim pengendali inflasi daerah) memantau, intinya (dalam kemarau) stok beras harus diperhatikan," ujar Bey Machmudin di Bandung, Selasa.
Baca juga: Pemprov Jabar ambil alih kebakaran TPA Sarimukti untuk percepatan pemadaman
Usaha tersebut juga, ucap Bey, dilakukan untuk menjaga harga komoditas bahan pokok tersebut yang kini telah merangkak naik lagi, bahkan di beberapa daerah Kota Bandung dikabarkan sudah mencapai Rp16 ribu dari sebelumnya Rp13 ribu.
Dengan menjaga stok beras, Bey mengatakan pihaknya menjamin tidak akan terjadi kelangkaan di pasar-pasar tradisional Jawa Barat, meski terjadi kenaikan harga.
"Intinya ketersediaan stok saja yang penting, belum ada daerah yang minus stok beras. Harga naik memang itu dialami semua daerah," katanya.
Terkait dengan kenaikan harga sendiri, Bey menilai kenaikan yang terjadi di Jawa Barat itu masih terbilang wajar.
"Masih cukup normal tapi memang tinggi. Beras premium itu mungkin Rp100 sampai Rp200 rata-rata (naiknya tiap periode)," tutur Bey. Selain itu, dia juga yakin meski harga beras mulai naik, tidak akan terjadi gejolak di pasar, mengingat bantuan pangan dari pemerintah pusat juga mulai dilakukan, termasuk dengan operasi pasar.
"Dari nasional ada bantuan pangan itu yang harus kita jaga, supaya tidak ada kelangkaan barang. Itu yang paling penting. Operasi pasar, bantuan pangan kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM)," ucapnya.
Baca juga: Pemprov Jabar tambah zona darurat sampah TPA Sarimukti kapasitas 23.000 ton
Sebelumnya dikabarkan, Perum Bulog Wilayah Jawa Barat telah menyalurkan sebanyak 65.453 ton beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke seluruh Jawa Barat, sepanjang 2023 sampai Agustus ini, dalam usaha untuk mengendalikan harga komoditas itu.
Perum Bulog Jawa Barat menyebutkan ada 139 titik pasar yang menerima beras melalui gerakan Siap Jaga Harga Pasar dengan SPHP (SIGAP SPHP) atau operasi pasar dengan harga Rp8.300 per kilogram.
"Itu dihadapi seluruh daerah dan negara. Dan setiap minggunya TPID (tim pengendali inflasi daerah) memantau, intinya (dalam kemarau) stok beras harus diperhatikan," ujar Bey Machmudin di Bandung, Selasa.
Baca juga: Pemprov Jabar ambil alih kebakaran TPA Sarimukti untuk percepatan pemadaman
Usaha tersebut juga, ucap Bey, dilakukan untuk menjaga harga komoditas bahan pokok tersebut yang kini telah merangkak naik lagi, bahkan di beberapa daerah Kota Bandung dikabarkan sudah mencapai Rp16 ribu dari sebelumnya Rp13 ribu.
Dengan menjaga stok beras, Bey mengatakan pihaknya menjamin tidak akan terjadi kelangkaan di pasar-pasar tradisional Jawa Barat, meski terjadi kenaikan harga.
"Intinya ketersediaan stok saja yang penting, belum ada daerah yang minus stok beras. Harga naik memang itu dialami semua daerah," katanya.
Terkait dengan kenaikan harga sendiri, Bey menilai kenaikan yang terjadi di Jawa Barat itu masih terbilang wajar.
"Masih cukup normal tapi memang tinggi. Beras premium itu mungkin Rp100 sampai Rp200 rata-rata (naiknya tiap periode)," tutur Bey. Selain itu, dia juga yakin meski harga beras mulai naik, tidak akan terjadi gejolak di pasar, mengingat bantuan pangan dari pemerintah pusat juga mulai dilakukan, termasuk dengan operasi pasar.
"Dari nasional ada bantuan pangan itu yang harus kita jaga, supaya tidak ada kelangkaan barang. Itu yang paling penting. Operasi pasar, bantuan pangan kepada 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM)," ucapnya.
Baca juga: Pemprov Jabar tambah zona darurat sampah TPA Sarimukti kapasitas 23.000 ton
Sebelumnya dikabarkan, Perum Bulog Wilayah Jawa Barat telah menyalurkan sebanyak 65.453 ton beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke seluruh Jawa Barat, sepanjang 2023 sampai Agustus ini, dalam usaha untuk mengendalikan harga komoditas itu.
Perum Bulog Jawa Barat menyebutkan ada 139 titik pasar yang menerima beras melalui gerakan Siap Jaga Harga Pasar dengan SPHP (SIGAP SPHP) atau operasi pasar dengan harga Rp8.300 per kilogram.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jawa Barat jaga stok beras hadapi kekeringan