Bandung (ANTARA) -
Hal tersebut mengingat dari total lahan baku sawah Jawa Barat yang ditetapkan sebesar 928.218 hektare, luas panen padi pada periode Januari − April 2024 di Jabar diperkirakan mencapai 399,8 ribu hektare, atau mengalami penurunan sekitar 200 ribu hektare (-33,35 persen) dibandingkan luas panen padi pada Januari−April 2023 yang sebesar 599,8 ribu hektare.
"Produktivitas itu terus kami usahakan jadi bagaimana agar lahan, dengan pengairannya dan pupuk juga masalahnya akan kita selesaikan," kata Bey selepas rapat tingkat tinggi (High Level Meeting/HLM) TPID dan TP2DD Sinergi dan Kolaborasi Pengendalian Inflasi Menghadapi HKBN Ramadan dan Idul Fitri serta Perluasan Digitalisasi di Bandung, Rabu.
Pada tahun 2023 lalu, kata Bey, ketersediaan dan efektivitas pupuk menjadi permasalahan serius, selain pengairan dengan banyak saluran irigasi butuh perbaikan.
"Kita cari dan pelajari permasalahannya. Pupuk kita cari solusinya termasuk efektifitasnya pada tanaman, pengairan kita atasi yang tahun lalu banyak butuh perbaikan," kata Bey.
Namun demikian, terkait pupuk yang pada 2023 lalu langka sehingga menyebabkan harganya tinggi, Bey menegaskan pihaknya akan melakukan rapat tersendiri soal itu.
"Untuk pupuk kan dibahas khusus," tuturnya.
Bey mengharapkan dengan prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada bulan April 2024 cuaca akan normal, bisa mengejar produktivitas beras di Jabar.