Hingga kini, Sri layaknya keluarga bagi penduduk sekitar sebagai andalan dalam memberikan pelayanan kesehatan sehingga sangat sulit bagi penduduk di sana membiarkan tenaga kesehatan terancam jiwanya.
Misalnya, saat konflik pecah di Tolikara yang terjadi baru-baru ini. Masyarakat sekitar bahu- membahu mengevakuasi Sri dan kolega ke lokasi aman.
"Selama masyarakat bilang mereka (KKB) sudah dekat dan ada di sini, lebih baik Tim Siloam keluar dan kami akan ikut masyarakat. Intinya harus dengar masyarakat dan gereja," ujarnya.
Sri tidak ingin ada lagi korban dari kalangan tenaga medis seperti yang sebelumnya pernah terjadi, saat muncul perkelahian antarsuku di lingkungan klinik. Umumnya korban adalah tenaga medis dari kalangan pria.
"Karena saya perempuan, biasanya kami dievakuasi ke dalam ruangan, yang kena parang, anak panah, biasanya yang laki-laki yang belakangan larinya," katanya.
Di tengah momentum HUT Ke-78 RI, kiprah Sri kolega patut diapresiasi dan menjadi inspirasi, khususnya bagi dokter muda agar mau melayani hingga ke ujung negeri.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Nyali dokter Sri bertaruh nyawa di pedalaman Papua
Nyali dokter Sri Hartati melayani warga di pedalaman Papua
Oleh Andi Firdaus Jumat, 18 Agustus 2023 19:40 WIB