Peraih Anugerah Tenaga Kesehatan Teladan 2023 dari Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin itu tak segan hadir di sejumlah tempat yang sulit diakses, sebab tidak tercantum di dalam peta.
Tak hanya penduduk yang bermukim di rumah-rumah, alumnus SMAN 8 Jakarta Selatan itu kerap mengobati pasien dari Suku Korowai yang tinggal di dahan pepohonan dengan cara memanjat hingga ketinggian 20 meter.
Belum lagi menjangkau permukiman pasien yang dibelah lautan, seperti di Asmat. Musim kemarau memicu kasus dehidrasi, sebab penduduk lokal setempat mengandalkan air hujan.
Sri saat ini bekerja bersama 14 perawat dan satu rekan sejawat dokter untuk melayani pasien di tujuh klinik serta dengan mekanisme jemput bola.
Mereka menetap di asrama dengan fasilitas wifi dan telemedisin untuk memastikan pasokan obat yang terbagi dalam kelompok obat-obatan umum dan obat-obatan program pemerintah.
Obat umum dipasok dari program Dana Pertanggungjawaban Sosial (CSR) Siloam, sedangkan obat untuk program pemerintah dipasok dari Kemenkes, Dinas Kesehatan Provinsi, dan dinas kesehatan kabupaten.
"Saya sedang berusaha mengolaborasikan semua sektor yang melayani di Papua. Kami sebagai kelompok swasta tidak bisa kerja sendiri dan harus berjejaring dengan semua partner yang punya kontribusi di bagian masing-masing," katanya.
Perlindungan
Selama 10 tahun berkiprah, Sri dan kolega membuka relasi baru dengan masyarakat pedalaman Papua meski di tengah suasana konflik yang bisa datang tiba-tiba.
Sri tidak melengkapi diri dengan senjata pelindung saat berpraktik. Strategi perlindungan yang dilakukan adalah mendekati pihak gereja sebagai tokoh yang disegani masyarakat.
Nyali dokter Sri Hartati melayani warga di pedalaman Papua
Oleh Andi Firdaus Jumat, 18 Agustus 2023 19:40 WIB