Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau pada seluruh Dinas Kesehatan (Dinkes) baik di provinsi, kabupaten/kota hingga rumah sakit untuk segera melaporkan adanya temuan kasus terkait keracunan Chiki berasap nitrogen.
“Kementerian Kesehatan perlu melakukan fungsi pemantauan, evaluasi dan pelaporan di seluruh wilayah Indonesia,” kata Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kemenkes Yuli Astuti Saripawan dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Yuli menuturkan imbauan tersebut sangat penting untuk diperhatikan, karena Kemenkes sudah menerima adanya laporan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan akibat konsumsi jajanan Chiki berasap nitrogen atau yang dikenal sebagai Chiki ngebul di wilayah Provinsi Jawa Barat.
Pemerintah daerah atau Dinkes terkait dapat melaporkan temuan kasus keracunan pangan tersebut secara langsung, melalui Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan Gedung Adhyatma, lt. 4 (R.409) Jl H.R Rasuna Said Blok X5, Kavling 4-9 Jakarta Selatan 12950.
Dinkes setempat juga bisa segera menghubungi Tim Kerja Pelayanan Kesehatan Rujukan Lain melalui nomor 088215992763 atau melalui email pelayanankesehatan.rujukanlain@gmail.com.
"Mohon agar setiap pihak segera melaporkan jika ditemukan kasus keracunan pangan akibat konsumsi jajanan chiki ngebul tersebut," ucap Yuli.
Sebelumnya, dunia maya diramaikan dengan adanya kasus sejumlah siswa dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Ciawang, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat yang diduga keracunan makanan setelah mengkonsumsi Chiki bernitrogen di area sekolahnya.
Diketahui bahwa sejumlah anak mengalami gejala berupa muntah hingga diare dan sudah diberikan penanganan medis dari puskesmas setempat.
Sementara itu Mochio Ice Cream Parlour menghadirkan menu Mochio Cikbul alias Ciki Ngebul. Nama ini diambil karena saat memakan ciki (makanan ringan) akan keluar asap dari mulut dan terasa sensasi dingin dari nitrogen.Banyak masyarakat Bandung yang tertarik, terutama anak-anak, karena keunikan dari sensasi nitrogen yang diberikannya tersebut.
Seperti Mirna (39) dan kedua anaknya yang tertarik membeli karena melihat gumpalan asap yang keluar saat proses pembuatan Mochio Cikbul.
"Anak saya minta jajan ke sini karena liat asapnya yang banyak, saya juga jadi ikut penasaran. Akhirnya coba beli juga, anak-anak pada suka karena warna-warni juga," katanya saat ditemui di stand Mochio Cikbul di Yogya Kepatihan, Bandung, Minggu (6/1/2019).
Mochio Cikbul sendiri terdiri dari biskuit, permen, dan tentu saja ciki. Pasalnya bahan-bahan yang sederhana ini justru memang menarik banyak perhatian, terlihat dari omsetnya yang cukup tinggi terutama pada waktu hari libur atau ketika ada bazaar.
"Kita kan banyak dikenalnya di bazaar, bisa sampai Rp22 juta dalam sehari. Kalo di sini (stand di Yogya Kepatihan) tiap hari libur bisa dapet Rp6 juta sampai 7 juta, kalo lagi sepi ya ratusan ribu rupiah," ungkap Pengelola Mochio Cikbul Ice Cream Parlour Afandi Pratama.
Menurut Afandi, jika sedang ramai pengunjung, ia bisa menghabiskan satu tabung nitrogen atau sama dengan 200 cup Mochio Cikbul. Berbeda lagi jika kondisinya sedang bazaar, mereka bisa menghabiskan hingga 6 tabung nitrogen. Pada penggunaan nitrogennya pun ada cara-cara khusus seperti tidak boleh langsung mengenai kulit dan harus selalu menjaga tekanan nitrogen.
Stand Mochio Cikbul yang menetap hanya ada di Yogya Kepatihan atau bisa langsung mengunjungi Café Mochio Ice Cream Parlour di Jalan Paledang. Selain di dua tempat itu, Mochio Cikbul hanya akan hadir di bazaar tertentu.
Kini Mochio Cikbul juga hadir dalam varian baru juga, yaitu dengan ditambahkan es krim sebagai topping nya. Harga untuk Mochio Cikbul yang original yaitu Rp25 ribu, dan dengan topping es krim hanya menambah Rp5 ribu saja yaitu menjadi Rp30 ribu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes imbau dinkes segera laporkan kasus keracunan Chiki nitrogen