Keduanya sempat berbagi tim kala Fakhri menimba ilmu di Bina Taruna saat ikut dengan orang tuanya yang pindah ke Lhokseumawe untuk bekerja di PT Arun LNG.
Yunus melampiaskan kegemarannya itu dengan melatih anak-anak yang ada di Al Khor Community, kawasan komplek pemukiman besar yang mayoritas berisikan pekerja-pekerja Qatar Gas, baik itu putra diaspora Indonesia maupun negara-negara lain.
Aktivitasnya itu rupanya disadari oleh direktur Al Khor Community yang menyarankannya untuk mendirikan semacam SSB bagi anak-anak di komunitas tersebut.
"Terbentuklah tim community, dari anak-anak berbagai negara, di dalamnya ada Indonesia juga. Kemudian muncul pertanyaan kenapa tidak dibentuk Indonesia saja, maka kami bentuk lah tim yang Indonesia saja," kata Yunus saat ditemui di Al Khor, Qatar, Rabu (30/11) lalu.
Yunus kemudian rutin menawarkan Al Khor Football Community menjadi lawan sparring partner untuk tim junior dari berbagai klub sepak bola profesional Qatar.
Momentum kompetisi antarsekolah sukses membuat pemain-pemain binaan Yunus di Al Khor Football Comunity diendus bakatnya oleh Kementerian Pendidikan Qatar, yang menginformasikan kepada Aspire Academy untuk meninjau lebih jauh.
Mantan pemain Persija Jakarta, Farri Agri, merupakan salah satu anak Indonesia binaan Yunus pertama yang sempat direkrut oleh Aspire Academy dan berhasil membuka pintu kariernya sebagai pesepak bola profesional.
Menyusul Farri terdapat pula Ahmad Al Khuwailid Mustafa yang kini berusia 22 tahun dan berseragam klub liga tertinggi Qatar, Qatar SC.
Spektrum - SSB diaspora Indonesia pemasok akademi atlet bergengsi Qatar
Oleh Gilang Galiartha Minggu, 4 Desember 2022 18:16 WIB