Singapura (ANTARA) - Harga minyak Brent merosot di sesi Asia pada Selasa sore, membalikkan kenaikan awal sebesar satu dolar AS karena kekhawatiran kemungkinan resesi global yang membatasi permintaan bahan bakar melebihi kekhawatiran gangguan pasokan, ditambah potensi pengurangan produksi di Norwegia.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September tergelincir 60 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 112,89 dolar AS per barel pada pukul 06.38 GMT.
Baca juga: Minyak mentah Brent naik jadi 113,89 dolar AS per barel
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate AS untuk pengiriman Agustus naik 1,13 dolar AS atau 1,1 persen, menjadi diperdagangkan di 109,58 dolar AS per barel, dari penutupan Jumat (1/7/2022).
Tidak ada penyelesaian untuk WTI pada Senin (4/7/2022) karena hari libur umum Hari Kemerdekaan di Amerika Serikat.
"Minyak masih berjuang untuk keluar dari malaise resesi saat ini karena pasar beralih dari inflasi ke keputusasaan ekonomi," Stephen Innes dari SPI Asset Management mengatakan dalam sebuah catatan.
Investor menjadi lebih khawatir tentang permintaan di tengah pengetatan luas dalam kondisi keuangan global karena Federal Reserve AS memerangi inflasi yang merajalela dengan kenaikan suku bunga yang cepat.
Baca juga: Harga minyak balikkan kerugian, naik di 112,18 dolar AS per barel
Bank sentral Australia pada Selasa menaikkan suku bunga untuk bulan ketiga dan mengisyaratkan lebih maju karena berjuang untuk menahan lonjakan inflasi bahkan dengan risiko memicu penurunan ekonomi.
Di Korea Selatan, inflasi pada Juni mencapai level tertinggi hampir 24 tahun, menambah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak.
Minyak Brent turun, 112,89 dolar AS per barel
Selasa, 5 Juli 2022 17:08 WIB