"Seperti Sungai Bekasi tapi sering tercemar limbah. Kalau Sungai Ciherang airnya diambil PDAM Cabang Pembantu Bojongmangu sebagai air baku, itu juga saat kemarau airnya kering hingga menyebabkan instalasi pengolahan air Bojongmangu kesulitan produksi air bersih," demikian Usep Rahman Salim.
Sebelumnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi Bekasi menggandeng PT PP Tirta Tanah Merah membangun instalasi pengolahan air (IPA) di Desa Karangsambung, Kecamatan Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, sebagai upaya meningkatkan kapasitas produksi air bersih bagi masyarakat.Pembangunan IPA berkapasitas 200 liter per detik itu ditandai pemasangan tiang pancang pertama oleh Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan bersama Direktur Operasional PT PP Tirta Tanah Merah Satya Priambodo, dan segenap direksi beserta jajaran PDAM Tirta Bhagasasi, Rabu.
"Ini merupakan bentuk sinergi BUMN dengan BUMD dalam membangun Negeri," kata Dani Ramdan.
Dani menyebutkan bahwa cakupan pelayanan air bersih di wilayahnya baru menjangkau 40 persen dari total jumlah penduduk Kabupaten Bekasi. Keterbatasan ketersediaan air bersih memaksa sebagian warganya mengonsumsi air yang kurang baik sehingga berdampak pada kesehatan warga.
"Efek konsumsi air kurang baik seperti gagal tumbuh akibat kurang gizi atau stunting. Bahkan sempat viral di video ada masyarakat yang menggunakan air sungai yang sudah hitam. Sudah 70 tahun lebih merdeka, masih ada masyarakat yang menggunakan air kali yang kotor untuk keperluan sehari-hari. Ini sangat memprihatinkan dan harus segera dicari solusinya," ucapnya.
Direktur Utama PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi Usep Rahman Salim mengatakan IPA Tanah Merah ini diproyeksi mampu melayani sebanyak 16.000 sambungan langganan atau setara 200.000 jiwa.
Usep menyatakan skema kerja sama yang dibangun perusahaannya dengan PT PP Tirta Tanah Merah adalah bangun guna serah atau build operation and transfer (BOT) dalam 20 tahun.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kabupaten Bekasi manfaatkan hujan jadi air baku PDAM