Jakarta (ANTARA) - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menanam 2.000 bibit pohon guna memperingati Gerakan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT) yang telah genap berjalan dua puluh tahun.
Penanaman pohon tersebut dilakukan di beberapa wilayah dalam negeri BNI dan beberapa cabang luar negeri BNI yang secara simbolis dilaksanakan di Pantai Anyer Banten, Selasa, yang dihadiri langsung oleh Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dan Direktur Utama BNI Royke Tumilaar.
Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengapresiasi BNI atas inisiasi kegiatan peringatan dua dekade APU-PPT. Menurutnya, acara tersebut mengingatkan semua pihak bahwa tindak pencucian uang dan pendanaan terorisme juga bisa merugikan semua sektor termasuk lingkungan yang justru akan mengancam keberlangsungan alam.
"Kami mengapresiasi BNI yang proaktif membantu dalam pencegahan tindak pencucian uang dan pendanaan terorisme. Ini salah satu barometer integritas, mengingat integritas penerus bangsa harus terus dibangun," ujarnya.
Ivan memaparkan PPATK sudah menerima laporan hingga 50.000 transaksi per jam yang menunjukkan begitu cepatnya kebutuhan transformasi hukum sehingga dapat mengikuti transformasi teknologi informasi.
Kendati demikian PPATK menjaga keberlanjutan Indonesia bagi generasi penerus agar integritas sistem keuangan Indonesia tidak dikacaukan harta-harta dari hasil tindak pidana.
Penanaman pohon, lanjutnya, juga merupakan salah satu pengembangan program PPATK dalam tindak pencucian uang dan pendanaan terorisme. Terlebih, masih banyak pelaku usaha di dalam negeri yang mengeksploitasi alam secara ilegal dan berlebihan sehingga menyebabkan banyak kerusakan alam.