Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat tertarik untuk belajar kepada Pemkab Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tentang pengelolaan pajak dari sektor restoran dan hotel yang dinilai lebih maju sehingga bisa mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) di daerah itu.
"Jadi tujuan ke sini itu beliau (Bupati Belitung Sahani Saleh) ingin melakukan kerja sama, tapi kami pun ingin mengadakan kerja sama juga dengan beliau mengenai pengelolaan untuk pajak restoran dan hotel, beliau sudah majulah, jadi kami berguru ke sana," kata Bupati Garut Rudy Gunawan saat menerima kunjungan kerja Bupati Belitung di Pendopo, Kecamatan Garut Kota, Rabu.
Baca juga: KPU Garut siap laksanakan tahapan Pemilu 2024
Bupati menyampaikan Pemkab Garut tertarik kerja sama belajar ke Pemkab Belitung tentang pengelolaan pajak restoran dan hotel, karena dalam pengelolaan pajaknya dinilai berhasil dibandingkan dengan Kabupaten Garut.
Rudy menyebutkan Kabupaten Belitung memiliki banyak keunggulan yang bisa diadopsi oleh Pemkab Garut, salah satunya dalam mendongkrak PAD dengan potensi pajak dari restoran dan hotel.
Menurut dia, Pemkab Belitung dengan jumlah penduduk sebanyak 180 ribu jiwa sedangkan Garut yang jumlah penduduknya lebih banyak yakni 2,7 juta jiwa ternyata PADnya lebih besar di Belitung.
"Beliau ini mampu mengembangkan PADnya yang tinggi, PADnya lebih tinggi beliau daripada kita, penduduknya 180 ribu, kita 2,7 juta ya tapi juga PADnya banyak, karena di sana sudah ada hotel-hotel yang cukup besar," kata Rudy.
Bupati Belitung Sahani Saleh mengatakan pihaknya datang ke Garut karena tertarik dengan keunggulan yang dimiliki Garut yakni pertanian dan pariwisata serta daerah yang mendapatkan julukan Swiss van Java.
Pemkab Belitung, masih menurut dia, sedang mengembangkan industri pariwisata melalui program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kelayang yang dijadikan sebagai 10 destinasi pariwisata Indonesia.
Ia mengungkapkan selama ini Kabupaten Belitung dikenal dengan potensi pertambangannya, ke depan mulai beralih pada pengembangan sektor pariwisata karena memiliki efek ganda untuk menumbuhkan perekonomian lainnya.
"Selama ini pertambangan dan kita beralih (ke pariwisata), sekarang tambang ini kan barang bonus, nah kita sudah beralih kepada sektor pariwisata, (karena) sektor pariwisata ini 'multiplier effect', berkembangnya juga UMKM, pertanian," kata Sahani Saleh.
Baca juga: Wabah PMK pada ternak di Garut mulai teratasi
Baca juga: Potensi pendapatan dari pajak air permukaan dimaksimalkan Bapenda Jabar