Houston (ANTARA) - Harga minyak berbalik naik dari penurunan sesi sebelumnya dalam hari bergejolak pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena pasar mempertimbangkan rencana China untuk mendukung ekonominya terhadap kemungkinan penguncian virus Corona di ibu kotanya, Beijing.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juni terangkat 2,67 dolar AS atau 2,6 persen, menjadi menetap di 104,99 dolar AS per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juni bertambah 3,16 dolar AS atau 3,2 persen, menjadi ditutup di 101,70 dolar AS per barel.
Baca juga: Harga minyak menguat setelah turun tajam, fokus pada pertumbuhan China
Brent dan WTI telah turun sekitar 4,0 persen pada Senin (25/4) dan menyentuh posisi terendah masing-masing pada Selasa (26/4) di 101,08 dolar AS dan 97,06 dolar AS per barel, tertekan oleh kekhawatiran atas permintaan di China, importir minyak mentah terbesar dunia.
NYMEX ultra-low-sulfur diesel berjangka melonjak 9,2 persen menjadi menetap di 4,47 dolar AS per galon, rekor penutupan, setelah Polandia mengatakan bahwa Rusia memperingatkan bahwa pasokan gas akan berhenti pada Rabu waktu setempat.
Bank Sentral China mengatakan pada Selasa (26/4) bahwa pihaknya akan meningkatkan dukungan kebijakan moneter yang hati-hati untuk perekonomian negara dan setiap stimulus akan membantu meningkatkan permintaan minyak di tengah kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global.
Harga minyak berbalik naik didorong rencana China dukung ekonominya
Rabu, 27 April 2022 8:17 WIB