New Delhi (ANTARA) - Harga minyak berbalik menguat di sesi Asia pada Selasa sore, setelah penurunan tajam sekitar empat persen di sesi sebelumnya, karena kekhawatiran atas permintaan bahan bakar China ditenangkan oleh janji bank sentral untuk mendukung ekonomi yang dilanda pembatasan baru COVID-19.
Harga minyak mentah berjangka Brent terangkat 59 sen atau 0,58 persen, menjadi diperdagangkan di 102,91 dolar AS per barel pada pukul 06.58 GMT, setelah naik ke 103,93 dolar AS di awal sesi. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 34 sen atau 0,35 persen, menjadi diperdagangkan di 98,88 dolar AS per barel setelah naik ke 99,82 dolar AS di awal perdagangan.
Baca juga: Harga minyak "rebound" dari turun tajam karena kekhawatiran permintaan China
Kedua kontrak telah menetap sekitar empat persen lebih rendah pada Senin (25/4/2022), dengan Minyak Brent jatuh sebanyak tujuh dolar AS per barel di sesi tersebut dan Minyak WTI turun sekitar enam dolar AS per barel.
China akan menjaga likuiditas yang cukup di pasar keuangan, bank sentral China (PBoC) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa, sehari setelah bank sentral mengumumkan pemotongan rasio cadangan devisa bank untuk mendukung perekonomian.
"Saya masih memperkirakan lebih banyak dukungan kebijakan, tetapi bukan banjir kebijakan seperti banjir yang diharapkan pasar, yang dapat membuat pasar minyak hanyut dalam jangka pendek, melihat musim mengemudi musim panas AS dan sanksi Uni Eropa untuk dukungan," kata Stephen Innes dari SPI Asset Management dalam catatannya.
Harga minyak menguat setelah turun tajam, fokus pada pertumbuhan China
Selasa, 26 April 2022 15:48 WIB