Bogor (ANTARA) - Sekitar 100 pengemudi ojek daring di Kota Bogor menjalani vaksinasi COVID-19 yang masuk dalam tahap kedua yaitu dengan sasaran orang yang berprofesi terkait dengan pelayanan publik.
Para pengemudi ojek daring itu menerima suntikan vaksin oleh vaksinator dari Dinas Kesehatan Kota Bogor di Gedung Puri Begawan Kota Bogor, Selasa, yang dipantau langsung oleh Wali Kota Bogor Bima Arya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bogor Erna Nuraena mengatakan vaksinasi tahap kedua menyasar kepada sekitar 1.700 orang sasaran penerima yakni orang yang berprofesi sebagai pelayanan publik.
Mereka antara lain, tokoh agama, pengelola dan guru di Madrasah (MI, MTs, dan MA), serta pengemudi ojek daring.
Menurut Erna Nuraena, pengemudi ojek daring mendaftar sebagai sasaran penerima vaksin melalui link pada website Pemerintah Kota Bogor, tapi sampai penutupan pendaftaran hanya sekitar 100 yang mendaftar dan hadir pada hari pelaksanaan vaksinasi.
"Kami dapat informasi dari manajemen ojek online, bahwa driver mau mendaftar secara kolektif, tapi sampai saat ini belum ada data yang masuk. Kami masih menunggu data dari manajemen ojek onlinenya," katanya.
Salah seorang pengemudi ojek daring, Bayu Agustina (40 tahun) mengatakan, penyuntikan vaksin pertama hari ini berjalan lancar. Para petugas dinilai sangat kooperatif dan informastif sehingga dirinya tidak mengalami kesulitan.
"Setelah divaksin saya jadi lebih tenang. Saya tidak khawatir lagi bekerja, karena setiap hari harus berinteraksi dengan penumpang," terangnya.
Bayu menuturkan, dirinya mendaftar vaksinasi melalui link pada website pemkotbogor.go.id dan mendapatkan jadwalnya melalui SMS. Ia berharap setelah mengikuti vaksinasi kasus positif COVID-19 di Kota Bogor semakin menurun, pandemi COVID-19 segera hilang, dan ekonomi segera pulih.
Dia ini juga menyatakan, akan mengingatkan temannya sesama pengemudi ojek online yang masih merasa takut untuk tidak takut divaksin. "Vaksin itu untuk meningkatkan imunitas dan kebaikan bersama, agar COVID-19 segera hilang," katanya.
Pengemudi ojek lainnya, Teza Adisaka (25 tahun) mengatakan selama proses skrining hingga vaksinasi berjalan lancar, tapi setelah disuntik vaksin dan menunggu sekitar 30 menit untuk observasi dirinya sempat merasa ngantuk.
"Saya mendaftar untuk divaksinasi karena ingin tetap sehat dan bisa terus bekerja selama pandemi COVID-19 ini," katanya.
Baca juga: 1.100 petugas publik dan dosen di Bandung divaksinasi COVID-19
Baca juga: Dinkes Cianjur siapkan 5.000 dosis vaksin COVID-19 bagi ASN
Baca juga: Vaksinasi tahap dua di Indramayu sasar lansia dan pekerja publik