Depok (ANTARA) - Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud bekerja sama dengan Artificial Intelligence Center Indonesia (AiCI) Universitas Indonesia menyelenggarakan workshop untuk meningkatkan kompetensi guru SMK di bidang kecerdasan buatan.
"Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran artificial intelligence pada tingkat SMK di Indonesia, sehingga lulusannya dapat berkontribusi di era industri 4.0 terutama dalam bidang artificial intelligence atau kecerdasan buatan," kata Direktur Mitras DUDI Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ahmad Saufi usai membuka workshop peningkatan kompetensi guru SMK di bidang artificial intelligence di Depok, Senin.
Turut hadir dalam pembukaan workshop tersebut Direktur Keuangan MSDM dan Umum LKBN ANTARA Nina Kurnia Dewi, Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura dan Administrasi Umum Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Yoki Yulizar, Direktur Artificial Intelligence Center Indonesia, Baiq Hana Susanti.
Menurut Ahmad Saufi sebanyak 50 guru kejuruan SMK yang mengajar kompetensi keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dari berbagai provinsi mengikuti kegiatan workshop yang dilaksanakan di Artificial Intelligence Center Indonesia, Gedung Lab Riset Multidisplin FMIPA UI – Pertamina, Kampus Universitas Indonesia, Kota Depok, Jawa Barat.
Pelaksanaan workshop yang mengedepankan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran COVID-19 dibagi menjadi 2 tahap dimana untuk tahap pertama akan diikuti oleh 21 orang selama 6 hari mulai tanggal 28 September hingga 3 Oktober 2020, sedangkan untuk tahap kedua akan diikuti oleh 29 orang selama 6 hari mulai tanggal 5 hingga 10 Oktober 2020.
Materi yang akan disampaikan oleh para narasumber mulai dari Pengenalan Mikrokontroler dan Sensor sampai dengan Kompetisi Robot Transformer dan Kompetisi Smart Factory. Selain diajar oleh narasumber dari AiCI, para guru yang berasal dari seluruh propinsi di wilayah Indonesia juga akan mendapatkan kesempatan untuk berinteraksi dan mendapatkan ilmu secara langsung dari para CEO perusahaan yang bergerak di bidang AI.
"Pola kerja sama seperti ini harapannya bisa ditingkatkan dan diperluas, tujuannya adalah untuk memastikan bahwa penyediaan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh industri bisa terwujud. Karena sumber daya manusia merupakan keunggulan kompetitif manakala kita ingin bersaing dengan negara lain, maka kolaborasi membangun negeri guna memenuhi kebutuhan SDM kompeten menjadi suatu keniscayaan," kata pria kelahiran Lombok yang sebelumnya menjabat Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Berlin.
Ia mengatakan bahwa bidang teknologi informasi dan komunikasi khususnya artificial intelligence menjadi bidang yang sangat menjanjikan dari sisi kebutuhan SDM.
"SMK memiliki kesempatan untuk memastikan kompetensi adik-adik atau lulusan SMK memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan perkembangan industri. Era industri 4.0 tentunya memunculkan kesempatan kebutuhan SDM yang tidak sedikit, maka perlu kita songsong kesempatan itu dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Artificial Intelligence Center Indonesia Baiq Hana Susanti menjelaskan kecerdasan buatan atau artificial intelligence merupakan suatu ilmu yang harus diajarkan kepada siswa-siswi sejak dari tingkat SD/MI sampai tingkat perguruan tinggi.
Hal ini merespon adanya revolusi industri 4.0 yang adaptasi teknologinya sangat tinggi di dunia industri Indonesia. Selain itu, AiCI menyambut baik inisiatif dari Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk melaksanakan kegiatan ini, guna meningkatkan kompetensi guru bidang AI agar dapat mempersiapkan siswa-siswi SMK menjadi enterpreneur muda dan tenaga terampil yang siap bersaing di era revolusi industri 4.0 ini.
Wakil Dekan FMIPA UI Yoki Yulizar berharap para guru SMK yang sudah mendapat pelatihan tersebut ketika kembali ke daerahnya masing-masing maka dapat menularkan ilmu yang didapatnya tersebut kepada rekan-rekan lainnya.
"Modul sudah disiapkan sehingga bisa diaplikasikan kembali di daerah agar bisa terasa sekali manfaatnya," ujarnya.
Baca juga: Wapres sebut kecerdasan buatan solusi untuk negara jadi pelaku industri 4.0
Baca juga: Menteri Ristek: Kecerdasan artifisial jadi dasar inovasi Indonesia masa depan
Baca juga: Taipan Teknologi Elon Musk Deklarasikan Era Kecerdasan Buatan