Garut (ANTARA) - Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyatakan, pemerintah daerah segera mengevaluasi kembali pembukaan objek wisata dan perizinan acara resepsi pernikahan yang selama ini banyak temuan dan laporan telah mengabaikan protokol kesehatan untuk pencegahan wabah COVID-19 di kawasan itu.
"Saya datang ke salah satu tempat wisata, wisatawan banyak yang tak pakai masker di dalam objek wisata itu, hanya pakai saat diperiksa waktu mau masuk saja," kata Helmi kepada wartawan di Garut, Jumat.
Ia menuturkan, kasus konfirmasi positif COVID-19 di Garut terus terjadi penambahan, meski begitu masih banyak orang yang tidak patuh menerapkan protokol kesehatan di tempat wisata maupun di acara resepsi pernikahan.
Menurut dia, rencana menghentikan kegiatan di tempat wisata dan acara pernikahan itu, karena selama ini kesadaran masyarakat memakai masker maupun mengatur jarak untuk menjaga kesehatan sendiri maupun orang lain terkesan diabaikan.
"Ada kemungkinan distop dulu untuk evaluasi masalah penerapan protokol kesehatan ini," kata Helmi.
Ia menyampaikan, persoalan itu sudah diberitahukan ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Garut maupun Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 untuk segera mengevaluasi penerapan protokol kesehatan di tempat wisata dan acara pernikahan.
Jika ada tempat wisata tidak mematuhi protokol kesehatan, kata Helmi, maka harus diberi sanksi tegas dengan tidak memberi izin operasional kegiatan wisata selama pandemi COVID-19.
"Jika mengabaikan protokol kesehatan maka harus ada langkah tegas pemerintah dengan tidak memberi izin operasional," katanya.
Seorang warga Garut, Agus berharap pemerintah lebih tegas dalam menerapkan protokol kesehatan di tempat keramaian umum, seperti halnya objek wisata yang ada di Garut.
Menurut dia, banyak wisatawan masih mengabaikan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, padahal wabah COVID-19 di Garut masih terjadi dan bisa menular kepada siapa saja.
"Kami sebagai warga Garut berharap pemerintah tegas menegakkan aturan protokol kesehatan untuk kepentingan bersama," katanya.
Baca juga: Semua guru di Garut wajib tes usap deteksi COVID-19
Baca juga: Wisatawan ke Cikembulan Garut mulai menggeliat