Bandung (ANTARA) - PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Kujang, dan PT Rekacipta Inovasi ITB bersepakat untuk mendirikan perusahaan patungan Pabrik Katalis Merah Putih yang bakal menunjang peningkatan ketahanan energi nasional.
Pabrik katalis berkapasitas 800 ton/tahun yang akan dibangun tersebut, adalah pabrik katalis nasional pertama di Indonesia yang 100 persen dikembangkan dan dibangun oleh anak bangsa.
Bertempat di Kampus ITB, Jalan Ganesa Nomor 10 Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu, penandatanganan perjanjian usaha patungan pendirian pabrik katalis merah putih tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, Plt Direktur Utama PT Pupuk Kujang Rita Widayati, dan Direktur Utama PT Rekacipta Inovasi ITB Alam Indrawan.
Pabrik ini berlokasi di Kawasan Industri Cikampek, Jawa Barat dan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan katalis industri pengilangan minyak, industri kimia dan petrokimia, serta industri energi.
"Pabrik katalis ini akan mulai dibangun pada September 2020 dan diharapkan akan mulai berproduksi pada triwulan kedua 2021. Pengembangan dan pembangunan pabrik katalis ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mandiri dalam teknologi proses dan ketahanan energi," ujar Tim Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis (TRKK) ITB Prof Subagjo
Ia memaparkan bahwa katalis adalah kunci teknologi proses. Hampir seluruh industri proses, baik itu industri kimia, petrokimia, pengilangan minyak dan gas, maupun oleokimia, termasuk di dalamnya teknologi energi terbarukan berbasis biomassa dan minyak nabati, memerlukan katalis.
Penguasaan teknologi katalis adalah langkah awal bagi kemandirian dalam bidang teknologi proses. Sementara itu, Indonesia mengimpor hampir seluruh kebutuhan katalis nasional.
Pembangunan pabrik katalis merah putih ini dimaksudkan untuk mengurangi porsi impor katalis nasional, mengembangkan katalis untuk teknologi proses, dan penguatan industri proses dalam negeri sehingga tidak bergantung pada katalis impor.
Diharapkan, melalui penelitian pengembangan katalis merah putih untuk industri kilang minyak bumi, industri proses produksi bahan bakar nabati, industri oleokimia, dan industri petrokimia, menjadi solusi untuk meningkatkan kedaulatan teknologi proses nasional.
Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis (TRKK) ITB dan Pusat Rekayasa Katalisis ITB (CaRE ITB) telah melakukan penelitian di bidang pengembangan katalis untuk industri kilang minyak dan industri petrokimia serta pengembangan proses energi terbarukan sejak 1982.
Sejak tahun 2017 hingga saat ini, Kementerian Riset dan Teknologi-BRIN RI memberikan dana penguatan inovasi kepada TRKK-ITB untuk mengembangkan hasil penelitian yang telah dilakukan di TRKK-ITB.
Dengan dana penguatan inovasi ini, TRKK-ITB berhasil membangun Industri Katalis untuk Pendidikan, yang meliputi pabrik katalis berkapasitas satu hingga lima kg/batch, lengkap dengan peralatan uji aktivitas dan karakterisasi katalis.
Bantuan ini sangat membantu upaya hilirisasi hasil penelitian di TRKK-ITB dan CaRE ITB.
Saat ini, pembangunan pabrik katalis ini telah masuk menjadi salah satu klaster dari rencana besar dalam Prioritas Riset Nasional (PRN).
Dalam perkembangannya, pembangunan pabrik katalis ini kemudian menjadi salah satu tema yang diusung dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dikoordinasikan oleh Kementerian ESDM.
Saat ini TRKK-ITB dan CaRE ITB telah berhasil mengembangkan beberapa katalis untuk pengolahan minyak mentah dan produksi bahan bakar nabati, dan proses produksi bahan bakar nabati dari minyak sawit.
Beberapa katalis pengolahan minyak bumi yang dikembangkan bersama Research & Technology Center PT Pertamina (Persero) telah dikomersialkan. Pertamina telah menggunakan lebih dari 200 ton katalis merah putih di berbagai kilangnya.
Baca juga: Menteri ESDM puji Katalis Merah Putih karya rintisan ITB dan Pertamina