Bandung (ANTARA) - Penyelenggara Bandung Sustainability Sumit (BSS) 2025 yang diinisiasi oleh kolaborasi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) Institut Teknologi Bandung (ITB), Pemerintah Kota Bandung, dan Suvarna Sustainability berhasil mengolah 220 kilogram sampah kegiatan secara bertanggung jawab.
Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB sekaligus Steering Committee BSS 2025 Dr. Nita Yuanita di Bandung, Jumat, menyebut bahwa pihaknya telah berhasil mengolah total 220 kilogram sampah menjadi 22 kilogram residu.
"Dari dua hari pelaksanaan BSS 2025, total 220 kilogram sampah berhasil dikelola secara bertanggung jawab. Dari jumlah itu, 42 kilogram sampah organik diolah menjadi pakan larva Black Soldier Flies dan kompos, 156 kilogram sampah anorganik berhasil didaur ulang dan hanya 22 kilogram sisanya masuk kategori residu," katanya.
Dirinya juga menambahkan bahwa kegiatan tersebut menjadi bukti dari komitmen Bandung Sustainability Summit 2025 ini sebagai forum yang dapat menjadi contoh bagaimana riset akademik bisa berpadu dengan kebijakan dan aksi di lapangan.
"BSS 2025 membuktikan bahwa keberlanjutan bukan hanya konsep di ruang kuliah atau kebijakan di atas kertas. Kami di ITB percaya bahwa ilmu pengetahuan harus hadir di ruang publik diterapkan, diuji, dan memberikan manfaat langsung," tambahnya.
Sementara itu, Co-Founder dan Director Suvarna Sustainability, Abbie Ardiwinata, mengatakan bahwa pengelolaan sampah, efisiensi energi, serta penghitungan dampak lingkungan harus menjadi bagian dari standar baru dalam penyelenggaraan acara.
“Dalam penutupan BSS 2025, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan juga menyampaikan harapan agar forum ini dapat diselenggarakan secara berkesinambungan, menjadi ruang belajar, berbagi, dan beraksi yang terus hidup di kota ini. Bagi kami, itu adalah amanah sekaligus pengingat bahwa keberlanjutan sejati berarti memastikan sesuatu dapat terus tumbuh dan memberi dampak, bukan berhenti pada satu momentum,” tutup Abbie.
